
Jakarta, CNN Indonesia –
Satelit yang dimiliki oleh Uni Soviet di Space 482, 53, akan segera jatuh ke Bumi minggu ini. Indonesia dapat terkena limbah ruang angkasa.
Di Space 482 diluncurkan pada tahun 1972. Kendaraan ini dirancang untuk menurunkan Venus sebagai bagian dari program Venus Soviet -union.
Cedera yang ia gunakan, bagaimanapun, memastikan bahwa kendaraan ini dibagi menjadi dua bagian, dengan sebagian besar 1981 kembali ke tanah dan sejak itu bagian pendaratan masih dipenjara.
Rumornya sekarang bahwa pendaratan akan segera jatuh ke tanah mulai 10 Mei. Berdasarkan hasil analisis foto -foto pelacakan satelit, ditemukan bahwa tidak ada objek yang diketahui di belakang kami.
“Ada struktur yang terkait dengan kapsul,” beberapa waktu yang lalu X ditulis oleh astronom dan astrofotografer Belanda Ralph Vandeberg, pada hari Selasa (6/5), yang mengungkapkan sains langsung (6/5).
“Bukan tidak mungkin memiliki parasut, tetapi masih spekulasi,” lanjutnya.
Sementara itu, para peneliti dari National Research and Innovation Agency (Brin) Thomas Djamaluddin astronomi dan astrofisika mengatakan bahwa Indonesia adalah wilayah yang berpotensi jatuh ke dalam satelit Soviet.
Thomas mengatakan bahwa 482 perjalanan telah semakin mengurangi jalannya karena perlawanan atmosfer.
Mengacu pada perjalanan ruang angkasa untuk data dari pengawasan kamar, kendaraan ini akan mencapai tanah dalam jangkauan sebelum awal minggu depan.
“Setelah 53 tahun berputar-putar dengan bumi, Cosmps 482 jatuh di tanah sekitar 7-13 Mei dan 13 Mei. Diperkirakan berat total 1,2 ton. Misi ke Venus diperkirakan sekitar 0,5 ton,” kata Thomas, yang meluncurkan detik.
Menurutnya, Indonesia adalah salah satu daerah yang berpotensi jatuh ke luar angkasa. Namun, kemungkinan penurunan ruang di daerah berpenduduk jarang dan pemantauan masih dilakukan untuk mengurangi risiko bahaya.
“Indonesia adalah salah satu daerah yang berpotensi jatuh ke Cosmos 482, meskipun mungkin akan jatuh ke laut atau hutan. Tidak ada kekhawatiran, tetapi harus waspada.
“Rintangan atmosfer tidak dapat diprediksi dengan benar. Itulah sebabnya ketidakpastian waktu dan lokasi jatuh masih cukup tinggi. Data dari Terrurbaan diperbarui,” pungkasnya. (DMI/DMI)