
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Industri Agus Hamivang mengatakan pemerintah masih berjuang untuk rencana untuk memastikan bahwa motor listrik merangsang tahun ini. Pertanyaan kapan diskusi itu tidak diketahui, tetapi Agus yakin bahwa semuanya hanya menunggu waktu.
“Tapi saya pikir ini hanya masalah waktu,” kata Agus di Jakarta pada hari Selasa (6/5).
Agus juga bisa mengatakan apakah diskusi insentif setara dengan bantuan tahun lalu, yaitu 7 juta RP untuk setiap pembelian siklus listrik baru.
“Jadi masih membahas pemerintah,” tambah Agus kemudian.
Pada tahun 2023, pemerintah memberikan subsidi RP. 7 juta untuk setiap blok baru untuk motor yang dibeli oleh masyarakat. Kemudian subsidi ini berlangsung hingga 2024. Pemerintah juga memberikan subsidi kepada orang -orang yang ingin mengonversi motor listrik 10 juta RP.
Sebelumnya, Kementerian Industri menyebutkan bahwa insentif untuk mesin listrik yang disiapkan untuk tahun ini adalah berbagai varian, yaitu insentif pajak pertambahan nilai (PPN DTP), serta pembelian mobil listrik baru.
Khusus untuk insentif baru untuk motor pada tahun 2024, pemerintah memberikan kuota 60.000 unit, dan pada bulan September kuota diserap.
Sementara itu, Menteri Eurgha Hartart telah menyatakan bahwa subsidi untuk motor listrik yang akan disediakan tahun ini mungkin tidak lagi dalam bentuk 7 juta rubel, tetapi dalam bentuk Pajak Pertambahan Nilai (DDP), yang memakai pemerintah (DTP).
“Jadi, 7 juta rps telah ditugaskan untuk pembelian sepeda motor listrik baru. Jika tidak sekarang, kami juga berada di PPN, kami juga memberikan mobil,” kata Ilangha beberapa waktu yang lalu.
Demikian pula, Sekretaris Jenderal Kementerian Industri (Kemenperin) Eco Kakhianto menemukan insentif untuk motor listrik tahun depan, tetapi kemungkinan skema berbeda dari posisi periode 2023 dan 2024.
“Opsi sampel berbeda [untuk 2025], tetapi kami masih akan pergi,” kata Eco.
Di sisi lain, presiden Asosiasi Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menyatakan Meldoko bahwa penghentian subsidi motor listrik memiliki penjual penjualan yang rumit. Mereka mengatakan mereka membutuhkan kepercayaan diri.
“” Jika ada subsidi, bentuk apa? Sebagai contoh subsidi sepeda motor, atau tidak? Jika berlanjut sesuka Anda? Ini membutuhkan kepercayaan diri, “katanya pada pembukaan pameran kendaraan listrik Periklindo (PEVS) pada hari Selasa (29/4).
“Karena Dewan Bisnis saat ini mengalami situasi yang tidak menyenangkan. Ada pasar yang stagnan, pasar berhenti. Mengapa? Karena konsumen menunggu politik,” kata Moldoco lagi.
(Ryh/mik)