
Jakarta, CNN Indonesia –
Subhold Kontribusi terminal Pelindo untuk berkontribusi pada pembangunan dengan mengirimkan kewajiban kepada negara sepanjang 2024 RP1.94 triliun, termasuk RP1.69 triliunan pajak yang berharga, pendapatan non -negara (PNBP) sebesar 70,55 miliar rp.
Menteri Bisnis SPTP, Widyaswendra, mengatakan kontribusi itu adalah bentuk kepatuhan terhadap perusahaan dengan aturan negara, serta dukungan nyata dari perusahaan sebagai bagian dari Grup Pelindo tentang Pembangunan Nasional melalui APBN. “Kontribusi terhadap negara bagian Rp1.94 triliun adalah jumlah total (konsolidasi) stasiun Pelindo dengan perusahaan di bawah manajemen perusahaan,” kata Widyaswendra, yang kedua (28 April).
Pajak Penghasilan (PPH) adalah kontributor terbesar untuk gudang kontainer Pelindo, RP992,27 miliar, dengan pajak pertambahan nilai (PPN) adalah RP641,25 miliar, dan pajak konstruksi (PBB) RP64.13 miliar rpb. Sementara tahun lalu, pajak melaporkan terminal Pelindo Petikemas, Rp 5,98 miliar PNBP dan RP214,18 miliar dalam bentuk konsesi.
“Jumlah kewajiban ke negara bagian pada tahun 2024 lebih tinggi atau meningkat sebesar 28 % dibandingkan dengan gudang 2023 yang terdaftar pada Rp1,51 triliun,” kata Widyaswendra.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu mengatakan bahwa efisiensi pendapatan negara pada tahun 2024 mencapai 2.842,5 triliun rp atau 101,4 % dari target APBN positif 2,1 % yoy.
Dimulai dengan 31 Desember 2024, Kementerian Keuangan mencatat pendapatan fiskal 1,932,4 triliun atau 100,5 % dari target, meningkat 3,5 %. Peningkatan pendapatan fiskal ini dimotivasi oleh jenis utama pendapatan pajak, termasuk pajak penghasilan internal yang menggandakan angka, antara lain, karena pembayaran upah, kabel dan peningkatan kegiatan penjualan ekonomi.
Bea Cukai dan Konsumsi Khusus pada tahun 2024, RP300,2 triliun atau 101,3 persen dari target, 4,9 % YoY diimplementasikan. Realisasi bea cukai dan penerimaan konsumsi khusus dipengaruhi oleh efisiensi impor dan ekspor, serta oleh fenomena transaksi.
“Jika kita melihat bea cukai dan konsumsi khusus, Rp300 triliun, ini meningkat 4,9 % karena kegiatan ekspor dan impor. Tetapi ada juga tekanan karena penurunan transaksi,” kata Anggito.
Pendapatan Negara (PNBP) tahun 2024 mencapai 579,5 triliun RP579,5 triliun atau 117 % dari target, didukung oleh kinerja BUMB, inovasi layanan dan efisiensi BLU.
“Untuk kinerja pendapatan tahun 2024 ini, kami berharap ini akan menjadi garis berdasarkan kami, kami akan mencoba untuk tumbuh hingga 2025,” pungkas Aggito Abimanyu. (Rea/rir)