
Yogyakarta, CNN Indonesia –
Area khusus Yogyakarta (DIY) telah mendaftarkan hingga 948 sapi di daerah yang terinfeksi dengan penyakit oral dan kuku (PMK) sejak 2024.
Kantor Makanan dan Makanan DIY Syam Arjayanti menjelaskan, sejumlah kasus telah menyebar di empat provinsi DIY dan terdaftar melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (Isikhnas).
Menurut file Isikhnas, daerah Kabupaten Gunungkidul menjadi daerah dengan lebih banyak kasus dengan 672 sapi yang terinfeksi PMK, 30 tewas dan 27 lainnya dipaksakan.
Diikuti oleh Bantul Regency hingga 161 kasus, 25 meninggal dan 2 dipaksakan. Mereka kemudian dinyatakan sebagai dokter, Cured Regency 103 kasus, 8 almarhum dan 4 sapi.
Selain itu, Kabupaten Kulon Propo meninggal dengan total 11 kasus dan 1 sapi meninggal.
“Kota Yogyakarta tetap nol dalam kasus ini. Sebagian besar serangan PMK, kambing hanya satu kasus dalam program Kulon,” kata Syam ketika ia menghubungi Selasa (7/1).
Syam secara rinci, kasus penyebaran PMK di daerahnya ditemukan selama sebulan dan diduga mempekerjakan ternak di luar daerah tersebut.
Selain itu, efek penurunan kesadaran petani untuk menciptakan vaksin independen pada hewan yang dimiliki oleh setiap gelombang kasus PMK 2022.
Dengan meletus masalah PMK ini, Syam, vaksinasi regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional regional dewan regional,
Pemerintah Daerah DIY sedang mencoba memperoleh vaksin melalui Sistem Jaminan Sosial Perusahaan (RSC) sambil menunggu saham Kementerian Pertanian.
Tambahan Syam, Dewan Regional DIY, juga mempersiapkan Proyek Pengajaran Bank Sentral Bank Sentral (Inguub), yang mengelola pembentukan penanganan PMK dari kelompok kerja di tingkat wilayah/kota.
“Kami juga telah memperketat lalu lintas ternak, belum ditutup dan itu juga merupakan Kementerian Kementerian (pertanian) jika ada hewan mati di pasar (menurut PMK), itu untuk sementara ditutup selama 14 hari sebelum pemasaran,” kata Syam.
Selain meningkatkan risiko pengurangan hama, hewan hewan di DIY juga merupakan kesehatan yang terkontrol. Termasuk asupan sebagian besar makanan vitamin, serta mempertahankan kebersihan masing -masing kandang di tengah musim hujan ini.
Tidak kalah pentingnya, pemerintah daerah DIY telah membantu mendorong kesadaran membuat vaksinasi PMK secara mandiri tanpa harus menunggu bantuan pemerintah.
“Kami terus berubah untuk meminimalkan peningkatan, karena ada juga banyak peternak yang menolak ternak mereka untuk memvaksinasi, takut akan semacam efek samping,” simpul Syam. (Kum/gil)