
Jakarta, CNN Indonesia –
Haji adalah salah satu dari lima pilar Islam yang akan dilakukan untuk Muslim yang diklasifikasikan sebagai kompeten secara fisik dan finansial.
Namun, bagi umat Islam yang tidak dapat mengimplementasikannya, ada praktik -praktik tertentu yang setara dengan ziarah yang dapat dilakukan.
Meskipun praktiknya bisa tampak sederhana, jika dibuat dengan niat yang tulus dan tulus, seseorang dapat mencapai kebajikan dan manfaat praktik.
Berikut adalah beberapa praktik haji yang setara dengan bahwa umat Islam tidak dapat mengelupas di Tanah Suci. Doa Fajar di Kongregasi dan Dhikr
Bekerja pada doa -doa fajar di jemaat, dan kemudian melanjutkan dengan dua doa Rak’ah dan Dhikr, adalah praktik yang memiliki hadiah yang sama untuk ziarah.
Ibadah ibadah ini ditulis dalam hadis yang dibaca sebagai berikut:
Artinya: “Dia yang berdoa fajar di jemaat, lalu dia masih duduk sementara dia memiliki Dhikr sampai matahari terbit dan kemudian doa dua rak’ah, dan kemudian akan menerima hadiah untuk haji dan omra.” (HR AT-Tirmidzi).
Berdasarkan Ali Mula al-Qari dalam bukunya, Dhikel yang disebutkan dalam Hadis tidak hanya terbatas pada makna ingatan, tetapi mungkin tawaf jika itu di Masjid Besar atau mendengarkan Dewan Ilmu Pengetahuan dan Agama di Masjid. Doa di jemaat lima kali di masjid dan dhuha
Doa seperti kultus di jemaat di masjid dan Dhuha memiliki praktik setara dengan ziarah. Doa di jemaat memiliki hadiah tujuh kali lebih banyak dari doa itu sendiri.
Bagi seorang pria yang berdoa di jemaat masjid bahkan memiliki banyak penghargaan. Tidak hanya itu, doa Dhuha di masjid juga memiliki praktik yang sama dari Omra Award.
Penjelasan ini ditulis dalam hadis yang berbunyi:
Artinya: “Siapa pun yang datang dari rumahnya di negara suci untuk melakukan doa -doa Fardu akan menerima hadiah ziarah. Sementara orang -orang meninggalkan rumah untuk membuat doa Dhuha, dan tidak ada tujuan lain, akan diberikan hadiah omra” (HR Abu Daud).
3 .. Pergi ke masjid untuk belajar
Dengan mengunjungi masjid saat ia dimaksudkan untuk belajar dan terlihat baik, seorang Muslim juga bisa mendapatkan hadiah yang setara dengan ziarah. Seorang hadits mengungkapkan bahwa:
Artinya: “Siapa yang pergi ke masjid hanya untuk belajar atau belajar kebaikan, diberikan penghargaan seperti hadiah untuk ziarah haji” (HR di Tabarani) .4. Patuhi orang tua
Untuk memiliki yang baik dan selalu dipatuhi kepada orang tua dapat menerima penghargaan yang setara dengan ziarah. Itu ditulis dalam hadits yang mengatakan bahwa Nabi memerintahkan sahabatnya untuk melakukannya dengan baik kepada ibunya.
Dia berkata, “Kamu seperti peziarah, seseorang yang membuat Omra dan seseorang yang berjuang untuk Tuhan (mujahid)”. 5 .. Ikuti kultus pengganti
Dilaporkan oleh buku itu kepada haji tanpa haji, dan menulis bahwa umat Islam dapat menjalani ibadah pengganti untuk mendapatkan hadiah haji.
Salah satu kultus pengganti adalah untuk mengikat Arafat di Zulhijah atau ketika para peziarah berada di Wukuf di Arafat.
Kemudian umat Islam dapat berdoa Idul Fitri Al -aadha dan pembantaian hewan pengorbanan dengan sungguh -sungguh ketika menjalani makna di balik kultus. Jadi orang -orang yang melakukan ini menerima hadiah yang setara untuk ziarah. Murni rumah untuk melakukan doa di masjid
Sebelum pergi ke masjid untuk berdoa, umat Islam harus pertama -tama dimurnikan dari rumah mereka, karena ketentuan -ketentuan ini ada di hadits dari Nabi berikut:
Artinya: “Siapa pun yang murni di rumah dan kemudian meninggalkan rumah untuk berdoa di masjid, ia dapat menghadiahinya sekali sebagai ziarah.
Praktik lain yang juga sederhana dan setara dengan haji dan omra, yaitu doa untuk membaca rutin, tahmids dan tahlil 33 kali setelah doa Fardou. Berikut ini adalah membaca: Tasbih: Subhanallah (سُبْحَان menikah) yang berarti “All Saint Allah”. Tahmid: Alhamdulillah (اَ et uran مْدُ لله ired) yang berarti ‘semua pujian untuk Allah’.
Ini adalah beberapa praktik yang setara dengan ziarah yang dapat dilakukan umat Islam yang tidak dapat pergi ke Tanah Suci. (AVD / Juli)