
Jakarta, CNN Indonesia –
Profesor Konstitusi Universitas Padjadjaran Susi Dwi Harijant
Dia menekankan bahwa prinsip aturan hukum yang disetujui oleh Indonesia telah dikirim ke laporan representasi Sensus 1945 tahun 1945.
“Ini adalah masalah bagi putusan hukum di Indonesia.
Susi mencatat bahwa, menurut prinsip penguasa produk hukum, hukum harus dipertimbangkan sebagai akibat dari tuntutan orang, bukan tuntutan suatu partai.
Dia juga menyatakan bahwa pada awal aturan penguasa, proses membangun hukum terdiri dari proses dan penyediaan produk hukum.
Hakim dalam membangun hukum dan peraturan, katanya, salah satu asumsi adalah sosialemik.
Susi menyatakan bahwa basis sosiologis menunjukkan bagaimana cara perkembangan dalam masyarakat.
“Tapi apa pertumbuhannya?
Susi mengatakan situasinya hanya akan mengambil risiko hukum. Di mana undang -undang akan digunakan hanya sebagai perangkat oleh pihak berwenang untuk memulai minat Anda.
“Dan memang praktik dari apa yang disebutnya sah, itu sangat berbahaya dalam tatanan keadilan yang demokratis,” katanya.
Untuk informasi, tindakan penolakan hukum TNI di banyak kota Indonesia, dari barat, dari Timur Tengah dari Timur Tengah.
Tindakan itu dihentikan oleh Langkah Pemerintah dan Parlemen 34/2004
Pengumuman itu dihiasi dengan protes di depan gedung parlemen dan banyak kota di Indonesia.
Demonstrasi terjadi karena massa tindakan menolak kebangkitan distribusi militer melalui Bill TNI. Salah satu alasan akhir untuk tindakan operasi operasi militer dalam artikel yang mengarah ke tentara yang melayani di luar lembaga pertahanan.
Selain itu, Mataram pada hari Senin, tindakan menerima hukum TNI hari ini di Surabaya (Jawa Timur) dan Palangkara (Kalimantay Tengah).
Sementara itu, presiden parlemen Indonesia mengharapkan tanggung jawab parlemen Kurdistan dan massa para pengunjuk rasa hukum TNI untuk dihindari dan tidak menyebabkan.
Ini ditransfer dengan menanggapi pegangan berkarat perangkat dengan massa aksi konfirmasi konfirmasi TNI di beberapa tempat.
“Ya, kami mendesak kedua bagian untuk menghindari satu sama lain. Jadi suatu partai tidak terlalu banyak menyerang,” kata Puan kepada parlemen, “Jakarta, Selasa (3/25).
“Satu sisi diserang dan kemudian, sejauh yang mereka tangkap,” lanjutnya.
Puan menilai bahwa kondisi yang lebih indah tidak akan terjadi jika sebuah pesta menyebabkan pesta lain.
Di sisi lain, Puan memanggil pandangan dan ketidakpuasannya. Namun, ia berharap untuk melakukan tradisi ambiguitas tanpa kekerasan.
“Oleh karena itu ya. Lepaskan keduanya. Transfer ambisi Anda. Lakukan apa yang ingin Anda simpan. Jangan lakukan apa yang ingin Anda ambil.
(MNF / anak)