
Atau Carta, CNN Indonesia –
Menteri Keuangan, Sri Muliani, membantah mereka yang menyangkal dampak lambatnya biaya emisi Indonesia dan dampak penurunan kekuatan membeli orang.
Penolakan bahwa ia telah menyangkal penolakan itu juga dikenal sebagai pengurangan harga di Indonesia. Dari operasi, ia menemukan bahwa administrasi memiliki deflasi dalam komponen harga.
Bendahara Negara menekankan bahwa pemerintah “sengaja”.
“Banyak interpretasi memberikan,” oh, defisi karena komunitas (pembelian) murah. “Dia menyerukan konferensi pers APBN kami di Kementerian Keuangan, Tengah atau Carta, Kamis (3/13).
Sri Muliani menambahkan, “(Harga) turun karena politik, bukan karena tidak ada permintaan.”
Wanita itu, yang dikenal sebagai ANI, menjelaskan bagaimana pemerintah sengaja memberikan 50 % dari tingkat listrik pada Januari 2025 dan Februari 2025. Selama dua bulan pertama tahun ini, kebijakan ini memainkan peran penting dalam pertahanan berkelanjutan.
Di sisi lain, ANI menekankan bahwa Presiden Prabo Sabento juga membuat beberapa kebijakan untuk menyambut pengembalian laboratorium 2025. Ini termasuk diskon dan bahkan tarif tol untuk mengurangi harga tiket pesawat.
“Ini (diskon dengan tarif listrik CS), pengurangan harga, yaitu pertahanan … sehingga kami lebih memahami tren pertahanan karena pemerintah memberikan banyak dukungan kepada komunitas ini,” kata ANI.
Dia juga menunjukkan cara meningkatkan data konsumsi domestik pada tahun 2024 menjadi 4,94 %. Sri Muliani menekankan bahwa keberhasilan dapat dicapai karena pemerintah mampu mengendalikan inflasi di negara ini.
Men dari Pabu mengakui betapa pentingnya daya pembelian untuk mendukung ekonomi Indonesia. Menurutnya, APBN telah banyak membantu orang Indonesia.
Dia menunjukkan, “Daya pembelian, daya pembelian, daya beli. Meskipun ada banyak berita tentang kelas menengah, tetapi dalam 3 tahun terakhir, di tengah paparan yang berlebihan, Indonesia telah mampu mempertahankan konsumsi pertumbuhan kami sekitar 5 persen.”
“Jadi, ini adalah hal yang tidak biasa dan peran APBN tidak biasa untuk mempertahankan daya beli.”
Selain itu, kepala Woodenity Adininggar Badan Statistik Sentral (BPS) melaporkan bahwa Indonesia telah menetapkan jarak 0,48 persen per bulan pada bulan Februari 2025. Jumlah deflasi kurang dari bulan sebelumnya, yang mencapai 0,76 %.
(SKT/AGT)