
Jakarta, CNN Indonesia –
Jaksa Penuntut Jenderal Burhanuddin mengangkat suaranya tentang berita tentang orang -orang bahagia yang berbicara dengan WhatsApp, yang termasuk dalam korupsi yang mencurigakan dan produk kilang minyak PT Patemina dalam manajemen minyak mentah.
Itu diserahkan kepada Jaksa Agung untuk menanggapi berita viral di media sosial, yang telah digambarkan sebagai sumber tersangka dari kelompok WhatsApp.
Dia mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu (12/3), “Kami sedang menyelidiki kelompok WA [Happy People].”
Burhanuddin mengatakan juga diperdalam untuk mengetahui apakah kelompok itu dibuat atau digunakan oleh para tersangka. Karena ketika kelompok itu dilemparkan ke pusat penahanan, itu akan mengambil tindakan terhadap para peserta partai, termasuk bawahan mereka.
Dia berkata, “Karena tahanan tidak dapat mentolerir komunikasi. Jika ada, itu berarti bahwa bawahan saya adalah kesombongan. Saya akan bertindak. Jika ada orang. Kami mempelajarinya.”
Dalam hal ini, Kantor Jaksa Agung memanggil sembilan tersangka, termasuk enam Permea dan tiga partai swasta. Salah satunya adalah presiden PT PTAMINA PTRA NIAGA.
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa kehilangan kekuatan negara dalam kasus korupsi mencapai RP193,7 triliun. Rinciannya adalah ekspor minyak mentah domestik yang sekitar Rp35 triliun dalam jumlah, setelah itu hilangnya impor minyak mentah oleh DMUT/broker sekitar 2. 2,7 triliun.
Selain itu, hilangnya impor bahan bakar oleh DMUT/broker hampir RRP9 triliun. Kerusakan kompensasi (2023) dekat dengan Rp126 triliun; Dan disubsidi (2023) sekitar RP21 triliun.
Yang pertama mengatakan bahwa sembilan dugaan konspirasi diperkenalkan oleh minyak mentah, tidak sesuai dengan prosedur dan prosedur, tanpa prosedur apa pun.
Dikatakan bahwa langkah -langkah tersangka meningkatkan harga minyak bahan bakar, yang akan dijual kepada masyarakat. Dengan cara ini, pemerintah harus memberikan subsidi dari anggaran negara.
(TFQ/UGO)