
Makassar, CNN Indonesia –
Anggiat Sinaga, ketua Asosiasi Restoran Hotel Indonesia (PHRI) di Sulawesi Selatan, mengklaim bahwa ia khawatir tentang dampak kebijakan pemangkasan anggaran kementerian/agensi (K/L) untuk perusahaan hotel dan restoran.
Menurut Anggiat, kehadiran Pemimpin Presiden No. 1 pada tahun 2025 adalah tentang efisiensi anggaran untuk mengurangi anggaran perjalanan resmi Rp 20 triliun, yang akan berdampak besar pada tingkat pelapis di hotel dan restoran.
“Kami akan memotong anggaran perjalanan resmi Rs 20 triliun atau memotongnya sekitar 53%. Tentu saja, itu jelas akan berdampak besar pada kegiatan paving di hotel dan restoran di Sulawesi Selatan, Indonesia.”
Anggiat memperkirakan bahwa pemerintah telah berhasil memotong banyak anggaran provinsi, termasuk mengurangi anggaran perjalanan resmi yang memiliki efek domino pada ekonomi masyarakat.
“Pemerintah harus melihat efek domino dari pemangkasan anggaran ini, tetapi jika paving hotel menurun, permintaan beras dan sayuran, daging dan ayam akan berkurang,” katanya.
Anggiat mengatakan bahwa penurunan paving hotel akan mempengaruhi banyak sektor ekonomi masyarakat, karena pemerintah harus melihat banyak faktor yang merupakan roda kekuatan pendorong ekonomi masyarakat.
“Bahan -bahan nyata seperti petani, nelayan, dll., Penulis ekonomi lokal pasti dipengaruhi oleh melemah dan melemahnya sumbu (ekonomi) ketika trotoar itu diaspal. Ini telah melemah, dan permintaan akan petani, nelayan dan peternak berkurang, yang harus dilihat oleh pemerintah,” jelasnya.
Selain itu, Anggiat mengungkapkan bahwa manajemen Phri pusat di kawasan itu telah mengumumkan pemangkasan anggaran.
“Saya berharap ide -ide tabungan akan segera dihargai,” katanya.
(mir/sfr)