
Jakarta, CNN Indonesia –
Pada akhir 2025, pemerintah akan mengevaluasi insentif kendaraan listrik berbasis baterai (PEV). Masih jauh dari target penjualan mobil listrik.
Dari April 2025, penjualan mobil listrik berbasis baterai baru mencapai 23 ribu unit, menurut informasi dari Kementerian Industri (Kempen), jika hanya 63.000 unit yang direncanakan per tahun. Daftar Seluler Semantra Perhehan Benjwalan Setahun Ben 2024 Memberikan 43.188 Divisi.
Jumlah ini kurang dari jumlah produksi AV di Menteri Industri Peringkat ke -6 (Bernberine) No. 6 pada 6 2022, dan tahun ini dapat mencapai 400 ribu unit. Sejak 2030 dan 2035, produksi mobil listrik diarahkan 600 ribu unit dan 1 juta unit.
“Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, kami masih akan mengevaluasi penawaran ini dan Anda perlu masukan,” kata kepala industri maritim, peralatan transportasi dan peralatan pelindung (IMAT) untuk Kementerian Industri di Jakarta pada hari Senin (5/19).
Di sisi lain, menurut Bernberine No. 6 tahun 2023, salah satu proyek insentif mobil listrik yang sepenuhnya dibangun (CPU) akan selesai pada akhir tahun ini, katanya.
Oleh karena itu, pemain bukti harus mulai memproduksi kendaraan domestik mereka pada tahun 2026, di mana pajak barang -barang mewah (PPNPM) nol -otorized (PPNPM) dan pajak negara bagian (PPN DTP) menambahkan 10 persen, sehingga gelar PPN hanya 2 persen.
Saat ini, mobil listrik CPU untuk tes pasar dari 50 persen hingga nol persen bea impor (BM), dari 15 persen dari PPNBM nol. Total pajak yang dibayarkan kepada pemerintah pusat Bev CBU hanya 12 persen dari 77%.
Ada kebutuhan untuk membuka bank jaminan dan spesifikasi minimum yang sama 1: 1 sertifikat produksi. Tetapi relaksasi ini tidak dapat diterapkan pada tahun 2026, sehingga produsen mobil listrik yang menggunakan proyek CPU harus memulai jemaat lokal.
“Maka itu akan menjadi penilaian karena beberapa penawaran akan berakhir dalam upaya untuk mencapai jalur tertentu, termasuk impor PEV 2025,” katanya.
Tungul menekankan bahwa pemerintah terus mempercepat kompensasi industri mobil nasional terhadap periode elektrifikasi melalui kebijakan motivasi keuangan dan non -finansial. Kementerian Industri juga mengeluarkan berbagai peraturan strategis untuk mendukung
Tungul, salah satu alat yang paling penting, mengatakan itu adalah untuk memperkuat peraturan yang harus dipenuhi selama pengadaan lokal dan/atau DKDN dalam proses pembuatan kendaraan bermotor.
“Melalui struktur peraturan yang diproduksi, industri KBM yang melengkapi pengadaan lokal dan aturan DKDN dapat memperoleh konsesi keuangan dan non -finansial. Ini adalah langkah strategis dalam menciptakan industri otomotif yang independen dan kompetitif,” kata Tungol.
Tungul menambahkan bahwa pemerintah juga telah meninjau hidrogen untuk produk kendaraan teknis lainnya seperti Hybrid Electric (HEV).
.
(Ry/mi)