
Jakarta, CNN Indonesia –
Alva meminta pemerintah untuk mengklarifikasi kejelasan dengan nasib mesin listrik di Indonesia. Menurut perusahaan lain dari produsen, pelanggan membutuhkan keamanan.
“Oleh karena itu, jika dari Alva, kami diharapkan menjadi kebijakan pemerintah apakah atau mekanisme, di pabrik utama, di pabrik utama, di pabrik Cikerga, Kamis (5/23).
Ketika bisnis mesin listrik berlangsung lagi, ia mengatakan pelanggan potensial membutuhkan keamanan. Jika hanya ketika itu memberikan uang, dia hampir tidak akan menakut -nakuti, mereka akan takut dia akan ingin orang menunda pembelian.
“Sederhananya pelanggan nyata. Harapan Alva adalah,” kata Putu.
Sebelumnya, pemerintah telah memberikan parsel dari RP. 7 juta unit dimulai pada tahun 2023 dan menyadari bahwa produsen mencalonkan diri untuk pesanan.
Tetapi pemerintah berpikir bahwa penyediaan tunjangan ini kurang berhasil sehingga kuota adalah 60.000 pada tahun 2024.
Departemen industri mengatakan bahwa kelanjutan dari kelanjutan mesin listrik untuk tahun 2025 telah mencatat bahwa rencana itu belum satu.
Departemen Industri telah menginspirasi kembali untuk mengurangi pajak pajak (VT) yang diterima oleh pemerintah menjadi 12 persen untuk mesin listrik. Motivasi adalah dua dan tiga -cheunon untuk kendaraan listrik dan dua kategori.
Kategori kendaraan pertama dengan komponen yang lebih tinggi (TKDN) adalah 40 persen dengan baterai tersuspensi (SLA) hingga 6 persen PPN DTP.
Dalam kategori kedua, motivasinya lebih besar, yaitu 12 persen 40 persen 40 persen menggunakan baterai lithium.
Penawaran baru ini disediakan untuk Koordinasi Ekonomi untuk Ekonomi Theologga Harrarto mulai November 2024
(Ry / fea)