
Volice, CNN Indonesia –
Java West Gremornored Mulladi masih ingin mengklaim Program Keluarga Berencana (KB) untuk Penerima Bantuan Sosial (BOOS) dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Demul, rasa hormatnya, menyebutkan tujuan bantuan sosial untuk berkembang. Tapi dia menutup dengan tingkat kelahiran yang tinggi di Jawa Barat.
“Berdasarkan temuan yang saya alami hari ini, semoga saya tidak salah, saya hanya akan diperiksa lagi jika itu salah, di Jawa Barat, itu adalah 900.000 setahun.
Deded mengakui bahwa dia sering berasumsi bahwa jatuhnya pasangan yang sudah menikah tidak mampu membayar biaya tenaga kerja setelah anak pertama.
“Saya sering mendapatkan kasus dari orang -orang yang datang kepada saya karena istrinya di rumah sakit tidak bisa pulang. Tidak ada 10 juta, beberapa 14 juta,” katanya.
“Tidak masalah untuk pendidikan di masa depan, hanya kelahiran untuk kelahiran tidak memiliki uang. Dan ini adalah tanggung jawab suami,” tetap saja.
Dari kasus -kasus ini, Diddy berpikir bahwa berapa banyak pemerintah pemerintah yang tidak dapat meningkatkan ekonomi orang miskin.
“Apa yang menghasilkan otoritas, rumah miskin, asuransi kesehatan, jaminan pendidikan, jaringan listrik, seppyt membantu jika jumlah ekonomi. Ya, saya tidak dapat meningkatkan gelar ekonomi.
Namun, Diddy tidak ingin program CB hanya mendaftar ke istri. Dia ingin orang mengikuti program CB. Deddy merilis program keluarga berencana yang dipilih oleh pasangan yang sudah menikah.
Deddy mengatakan pemerintah provinsi Jawa Barat siap mengalokasikan anggaran untuk membeli keamanan (kondom) bagi orang untuk mengurangi tingkat kelahiran.
“Saya berharap QB adalah suaminya. Jangan selalu menjadi KB yang menjadi kerumunan wanita. Keluarga berencana apa? Ya, tergantung pada apa yang Anda inginkan. Bisakah Anda menggunakan keamanan, benar, benar,” katanya.
Persyaratan untuk program keluarga berencana untuk penduduk yang menerima larangan telah diungkapkan dari Didi beberapa waktu lalu. Awalnya, KB -vasektomi khusus untuk suaminya sebagai syarat keluarga miskin untuk mendapatkan bantuan sosial.
Permintaan mematahkan pro dan berlawanan. Kemudian Dewan Ulma Indonesia (MUI) Jawa Barat mengatakan bahwa KB -Vasektomi dilarang karena dianggap keterbukaan yang konstan.
(CSR / WIS)