
Jakarta, CNN Indonesia –
Brian Iuliarto secara resmi ditunjuk oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikt Saintek) di Palais d’Etat, Jakarta pada hari Rabu (19/2) menggantikan Satri Brodjonegoro kemarin.
Sejumlah tantangan dalam tantangan sekarang harus menghadapi Brian setelah menempatkan posisi Satria selama sekitar 122 hari. Masalah dan tantangan yang berbeda yang harus dipecahkan Brian tentu tidak akan sesederhana belokan telapak tangan. Karena Brian juga harus memenuhi harapan utama untuk memandu Kementerian Waktu.
Selain itu, Satrio juga mengakui bahwa salah satu alasan untuk mengundurkan diri dari dikte dan digantikan oleh Brian, karena ia tidak sejalan dengan Pribovo Suubiant. Bahkan, Satri mengatakan dia secara optimal bekerja selama sekitar 4 bulan selama kantor Diktivec. “Kemendiktickist, Jakarta, pada hari Rabu (2/19). Di sisi lain, kondisi yang tidak memiliki cita -cita dari Brian ketika dia sekarang menempati pendidikan dan Kepala setelah dia menyentuh cangkir anggaran anggaran pemerintah.” Dia mengatakan Brian di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2). Selain keragaman masalah Kementerian Pendidikan, ASN adalah tugas yang sangat baik yang harus segera menyelesaikan Brian dalam waktu dekat setelah Presiden Prabovo melakukannya. Dia mengatakan masalah profesor seperti semakin banyak sumber daya setelah Kementerian Kuil. Fakta bahwa itu tidak mengalami sunat dan Inggris tidak mengalami peningkatan konteks efisiensi anggaran. “Mereka dapat meninggalkan fakultas jika UKT meningkat dengan benar. Oleh karena itu, mereka tidak mengurangi anggaran untuk subsidi untuk pendanaan siswa dan anggaran konferensi KJI,” katanya. Ubaid, Brian harus dapat meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Dia juga menilai bahwa itu harus disertai dengan pengembangan penelitian dan inovasi. Ubaid tidak hanya menguji Briana tidak harus mengimplementasikan birokrasi yang mereproduksi Kementerian Pendidikan dan Budaya untuk bertindak secara efektif dan efisien. Dia. Senada, mengajar Fathul Vahid Rektor, Brian menilai tugas -tugas besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi selama pengaruh. Dia menekankan bahwa tugas -tugas besar harus diselesaikan selama ekspansi dan fasilitasi akses masyarakat untuk mencapai pendidikan tinggi. “Sampai saat ini, tidak ada 40% anak -anak di negara yang dapat mengambil manfaat dari pendidikan tinggi. Selalu di bawah rata -rata dunia,” kata Fathul cnnindonisi.com, Kamis (20/2). “Daya pembelian publik, ketika negara tidak menghilangkan pendidikan,” lanjutnya. Fathul mengatakan bahwa tugas kedua yang harus dilakukan Brian untuk menciptakan ekosistem universitas yang sehat di tengah kompetisi. Hubungan negara dan kampus. Diharapkan pemerintah tidak akan lagi melihat kritik terhadap para peneliti sebagai ancaman atau upaya untuk memecah belah bangsa. “Adapun kemandirian akademik yang harus dijamin. Suara -suara kritis adalah bentuk kampus perawatan intelektual di Indonesia yang lebih baik. Tidak ada utas untuk dialog yang sehat,” katanya juga.
(MAB / UGO)