
Jakarta, CNN Indonesia –
Mantan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Universitas MADA (UGM), Rahman Toha, memutuskan bahwa demonstrasi itu adalah tanda bahwa jumlah daerah untuk terakhir kalinya adalah jumlah daerah untuk terakhir kalinya, dan bukan -mini.
Ini terjadi, dijuluki Rahman Tohman, menanggapi masalah yang dia katakan kepada seluruh dewan eksekutif siswa Indonesia (BEM IF) untuk mempertahankan tindakan, menolak perubahan dalam hukum TNI pada hari Kamis (3/27). Amang mengingatkan bahwa demonstrasi dapat terjadi dengan tenang.
“Kita semua berharap bahwa penelitian ini tidak akan dibangun dengan bantuan kekerasan dan vandalisme, karena ini akan melukai citra gerakan siswa dan masyarakat. Gerakan penelitian harus tetap intrartif dan menentukan prioritas karakter moral dan intelektualnya,” kata Amang.
Ditemukan bahwa salah satu karakter moral dan intelektual adalah keberanian untuk membangun dialog. Menurut Amang, gerakan siswa harus mempertimbangkan opsi dialog selain mengenakan kegiatan massa.
“Saya pikir lembaga politik di parlemen Indonesia sekarang memiliki agen aspirasi kota. Tidak ada kejahatan dalam gerakan siswa untuk mendorong harapan mereka sendiri,” katanya.
Amang dan meminta kesadaran akan bagian -bagian eksternal dengan minatnya sendiri yang dapat mempertahankan pergerakan siswa. Pertama, menghindari tindakan kekerasan dan vandalisme.
Bagi Amang, dalam revisi hukum, yang penting oleh Parlemen Indonesia, tidak menunjukkan penambahan masa kini. Dalam revisi tempat dan posisi TNI dalam pemerintahan sipil, di beberapa lembaga politik, termasuk di parlemen Indonesia di DPD RI dan DPRD.
Dia menjelaskan bahwa revisi ini dipetakan dalam layanan / lembaga yang diizinkan diperkenalkan oleh anggota aktif TNI, yang sepenuhnya berdasarkan lembaga presiden. Ketika status presiden Indonesia, yang secara langsung dipilih oleh Civili, pembenaran kavaleri dalam dwisifikasi neo.
Amang diadopsi, Presiden Prabowo adalah mantan anggota TNI. Di sisi lain, Prabwo juga menjalani dan menjalani proses demokrasi, yang dipahami dengan membangun sebuah politik (partai politik), partisipasi dalam pemilihan universal (pada tahun 1998 tentang reformasi agendarum.
“Revisi undang -undang adalah jalan dan menegaskan di suatu tempat di TNI dalam pemerintahan sipilnya,” Amang menyimpulkan. (Rea / rir)