
Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah Filipina kesal setelah menuduh Penjaga Pantai Tiongkok karena melakukan tindakan agresif dengan menggambar meriam air dan runtuh oleh kapal yang dipegang oleh pemerintah Filipina di dalam air di Laut Cina Selatan.
Kantor Perikanan Filipina dan Sumber Daya Akuatik (BFAR) mengatakan bahwa insiden itu terjadi pada hari Rabu (5/21) ketika kapal penelitian Filipina, BRP Datu Sanday (MMOV 3002), dan kapal pendukung mengambil sampel di area Cay Sandy.
Menurut pernyataan BFAR, CCG 2159 menyemprotkan penjaga pantai Cina Vatten Cannon dan pingsan di BRP Datu Sanday dua kali sekitar 09.13, yang merusak busur dan keranjang kapal.
“Langkah ini membahayakan kehidupan personel sipil kita dan merupakan bentuk gangguan agresif, manuver berbahaya dan tindakan ilegal,” kata Bar dikutip oleh AFP.
Bar menyebutkan bahwa ini adalah pertama kalinya meriam air digunakan terhadap kapal-kapal Filipina di sekitar Sandy Cays atau daerah yang disebut Filipina sebagai Paga-Pasa Cays.
“Ini adalah pertama kalinya meriam air digunakan melawan kapal Filipina di dekat Sandy Cay Coral Reef,” kata Bar.
Meskipun ia mengalami keterlibatan, tim ilmiah Filipina terus melakukan tugas penelitiannya di tiga bidang yang bersangkutan.
Pada saat yang sama, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao, mengatakan bahwa partainya tidak mengetahui insiden itu.
“Apa yang bisa saya katakan adalah bahwa Penjaga Pantai Cina selalu menerapkan hukum sesuai dengan hukum dan peraturan,” kata Mao.
(RHR/RHR/RDS)