
Jakarta, CNN Indonesia –
Rusia menembak lebih dari 367 drone dan lusinan kota di Ukraina, yang dimulai pada hari Sabtu (5/24). Serangan itu menewaskan 12 orang dan melukai lusinan orang.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Ukraina mengatakan bahwa 12 orang tewas dan 60 orang terluka di pesawat Rusia terbesar selama perang.
“Ini adalah serangan bersama yang kejam yang diangkat terhadap warga sipil, musuh (Rusia) menunjukkan bahwa tujuannya adalah ketakutan dan kematian,” kata Klmenko.
Angkatan Udara Ukraina mengkonfirmasi bahwa Rusia membuka 298 drone drone dan enam rudal dalam serangan tadi malam dan mengklaim bahwa mereka menyemprotkan 266 rudal dan 45 peluru. Serangan itu berlangsung hingga hari Minggu (5/25).
Efek serangan terjadi di beberapa titik, termasuk Kisya, kota terbesar kedua Katsi di selatan dan populer di barat.
Di Kywi, tentara setempat mengumumkan bahwa 11 orang terluka oleh serangan yang tidak rusak. Tidak ada kematian di kota, tetapi empat orang meninggal di sekitar kota.
Di timur laut Ukraina, walikota Kharkis Ihor Terkhov mengatakan bahwa pesawat Rusia memiliki tiga di kota dan melukai tiga orang. Ledakan itu menghancurkan jendela di blok datar yang sangat tinggi.
Menanggapi langit volture volture Ukraina, Amerika Serikat meminta untuk mengatakan.
Zeensky menulis: “Keheningan di AS dan keheningan pihak lain di dunia akan mendorong, tetapi Putin.
Di AS Presiden Donald Trump Donald Trump mengklaim bahwa dia tidak puas “dengan tindakan Putin.
“Saya tidak senang dengan apa yang dilakukan Putin. Dia membunuh banyak orang dan saya tidak tahu apa yang terjadi pada Putin.
“Aku sudah lama dikenalnya,” tambahnya. Saya selalu bergaul dengannya, tetapi dia mengirim rudal ke kota dan membunuhnya sama sekali – dia menambahkan.
Serangan itu juga terjadi ketika Rusia dan Ukraina sepakat untuk memperkenalkan perubahan pada tahanan bahwa kedua belah pihak akan mengubah total 1000 tahanan. (ENCOK)