
Jakarta, CNN Indonesia –
Luhut Binse Binse Pandjaitan, Presiden Dewan Ekonomi Nasional (DEN), berbicara tentang adopsi kecerdasan buatan (AI) untuk program pemerintah, salah satunya adalah untuk membantu mendistribusikan (dukungan sosial) menggunakan pengakuan wajah atau pengakuan wajah.
“Kami akan meningkatkan bantuan sosial sesuai dengan nama -nama di sana. Nanti, yang tidak menerima, harus menerima wajah secara langsung bahwa data kami akan diperbarui,” kata Luhut ketika Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Jakarta, Jakarta, Senin (2/6).
Luhut mengatakan bahwa distribusi bantuan sosial yang menerapkan pengakuan wajah ini dapat menghemat hingga Rp100 triliun.
“Memindai, kami akan menghemat banyak uang di masa depan,” katanya.
Pada saat itu, Luhut mengatakan motif imitasi ini bukanlah suatu pilihan, tetapi kebutuhan strategis. Dikatakan bahwa teknologi ini memberikan perubahan dalam manajemen manajemen pemerintah.
Misalnya, kata Luhut, data yang terus diperbarui dapat mengetahui berapa banyak penerima yang merupakan bantuan sosial. Ketika beberapa penerima bantuan sosial menerima pekerjaan bulan depan, data akan diperbarui dan secara otomatis, orang tersebut tidak lagi memiliki hak untuk menerima bantuan sosial.
Sayangnya, Luhut tidak menjelaskan kapan sistem pengenalan wajah akan berlaku untuk distribusi bantuan sosial.
Pemerintah akan membatalkan banyak bantuan sosial dan insentif mulai 5 Juni. Sebagian besar bantuan sosial dan insentif adalah bagian dari enam kebijakan stimulus ekonomi untuk mempromosikan ekonomi nasional.
“Insentif ini harus merangsang pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua (2025). Oleh karena itu, kami menggunakan dorongan ini untuk membuat berbagai program. Nah, ini adalah beberapa program yang disiapkan yang, tentu saja, mempromosikan pertumbuhan melalui apa yang dapat ditingkatkan melalui konsumsi,” kata Airlanga Harrto, Sabtu (5/24).
Bulan ini, dari bulan ini, Larangan dan Insentif adalah diskon transportasi, tarif tol, diskon tarif listrik, distribusi bantuan sosial tambahan dari 18,3 juta keluarga, subsidi gaji, memperluas kontribusi kecelakaan kecelakaan ke sejumlah besar pekerjaan untuk banyak sektor.
(LOM/DMI)