
Jakarta, CNN Indonesia –
Ahmed Basara, ketua PDI DPP asing, mengatakan Ketua PDIP Megawati mulai mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) II II untuk membahas Cape Town di negara itu, yang tidak memperhatikan.
“Presiden Megawati menyampaikan idenya untuk para pemimpin negara -negara Afrika untuk melakukan pertemuan yang ditinjau pada hari Sabtu di Asia dan keadilan sosial dunia.
Dia mengungkapkan bahwa keadaan politik negara internasional saat ini ditandai oleh dua negara, regional, dan negara lain.
Megawati menghadapi harapan bahwa IMA akan dapat membuat keputusan yang tak terlupakan untuk segera mengembalikan penghargaan Dasla Badong kedua.
Dassla Bandong memiliki 10 prinsip konsekuensi Kakaka 1955, yang dilakukan di Bandeng, Indonesia. Prinsip -prinsip ini datang untuk berlalu dalam damai, kepatikan dan kerja sama antara bangsa -bangsa.
Basara, di sisi lain, berada di dekat konsep Megawati kedua adalah untuk memastikan posisi Indonesia sebagai pemimpin kebijakan bebas dan internasional di Indonesia.
Dia mengatakan Palestina masih hidup di kolonial, yang merupakan bukti bahwa perlombaan untuk pertarungan kolonial tidak selesai.
Oleh karena itu, diharapkan bahwa Megawati, segera, tidak hanya akan diingat, tetapi juga akan menjadi forum nyata untuk menciptakan persatuan di Selatan dan menanggapi pelecehan tanah, pelecehan ekonomi, dan eksploitasi Palestina.
“Diharapkan segera, segera untuk sebuah forum untuk memperluas pasukan moral dan politik di seluruh dunia,” katanya.
Ekspresi Badan Sejarah Indonesia membahas Bang Karno Herno Heritage of World Women sebagai 70 Asia Afrika yang berusia 70 tahun dan AA AA.
Perselisihan ini dibagi menjadi dua celana dalam sejarawan, diploma dan ahli. Panel obrolan Bandung dengan pengawas dan topik tantangan Afrika Asia saat ini.
Paneli II disebutkan dengan peran perikop Bang Karno dan dunia warisan. Selain itu, ada sesi pernyataan publik dan tema bagian Indonesia di Asia Afrika.
Bashaha berharap bahwa debat ini dapat merekomendasikan berbagai solusi damai dan keadilan sosial.
Basarah menambahkan, “Tidak hanya bangsa -bangsa di dunia, tetapi juga orang Indonesia.” (AGT)