
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri pemberdayaan perempuan dan pembelaan anak (PPPA), Erfata Koari Fause, untuk 2025-2030, menolak posisi wakil presiden dalam pengelolaan Dewan Eksekutif dari mantan Asosiasi Mahasiswa Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKE PMII).
Namanya terdaftar sebagai Wakil Presiden PB IK PMII pada periode baru di bawah kepemimpinan Fatal SAB. Dia juga menyesali dimasukkannya nama.
“Dalam dimasukkannya nama saya, saya menyatakan ini sebagai Wakil Presiden Koyur Fause dalam komposisi PB IK PMII untuk periode 2025-2030,” katanya dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Jumat (3/28).
Erfet memastikan bahwa dia tidak pernah terlibat dalam kompilasi manajemen PB IK PMII untuk 20225-2030. Bahkan, katanya, dia memasukkan namanya tanpa konfirmasi pertama.
Dia mengatakan: “Ini bukan konfirmasi dan status manajemen yang masih diperselisihkan,” katanya.
Sebagai informasi, ada perselisihan mengenai pemilihan Presiden IKA PMII. Sesi internal IKA PMII disebabkan oleh partai yang mengklaim konvensi lengkap presiden jenderal presiden umum di Dewan Nasional, meskipun pengelolaan konvensi ditangguhkan pada waktu itu.
Untuk ini, presiden IKA PMII, Akhmed Mukovam, mengunjungi Kementerian Hukum pada hari Senin (3/24). Dia membahas nasib Konferensi Nasional VII IKA PMII, yang tidak jelas setelah penundaan.
Akhmed juga menekankan bahwa konvensi penuh keempat diselenggarakan selama Dewan Nasional. Presentasi ini disebabkan oleh banyak perbedaan suara, dan alasan rata -rata belum ditemukan.
“Kami percaya bahwa PB IK PMI dan diskusi pemilihan tentang formulir dan persetujuan pemimpin sesi hukum, dengan agenda persetujuan, memastikan penangguhan sesi triwulanan lengkap dan tidak ada agenda.” (Rir)