
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawai secara resmi meluncurkan Luky Alfirman sebagai Direktur Anggaran (Anggaran Dirjen) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Luky membayar posisinya lebih awal dari Isa Rachmatarwata, yang dinamai sesuai dengan kasus korupsi PT Pt Asuransi Jiwasraya (Persero).
Peluncuran Luky dilakukan bersamaan dengan awal 21 Kementerian Keuangan lainnya.
“Saya, Menteri Keuangan, telah secara resmi memperkenalkan posisi baru ke Departemen Keuangan,” kata Sri Muni pada peresmian Kantor Perbendaharaan, Jakarta, pada hari Jumat (5/23).
Luky adalah lulusan teknik industri ITB. Dia juga mendapat pelatihan ekonomi S2 dan S3 di University of Colorado.
Dia memiliki banyak pengalaman dalam pemerintahan. Luky telah menjabat sebagai Kepala Kebijakan Ekonomi Umum di Kementerian Kebijakan Ekonomi.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai manajer umum pendanaan dan manajemen risiko. Posisi terakhir Luky adalah CEO Economic Equality.
Selama peluncuran, Sri Mulyani menginformasikan peningkatan pendapatan pemerintah. Dia juga memberi tahu efektivitas pengeluaran pemerintah.
Sri Mulyani meminta Luky untuk bekerja dengan Direktur Jenderal Saldo Keuangan. Menurutnya, kedua unit bertanggung jawab atas efektivitas penggunaan pemerintah.
“Manajer Umum Anggaran dan Direktur Jenderal Penyeimbang Ekonomi memiliki pekerjaan yang luar biasa dan instruksi yang jelas dari presiden untuk terus meningkatkan efektivitas pengeluaran, efektivitas, penggunaan kemampuan untuk menyelesaikan masalah struktural,” katanya.
Sebelumnya, Kantor Kejaksaan Agung memutuskan direktur jenderal Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata, yang diduga kasus korupsi PT di Pt Asuransi Jiwasraya (Persero) pada hari Jumat (7/2).
Pipa itu mencurigai Yesus menyetujui rencana untuk menyelamatkan Jiwasraya pada tahun 2009, meskipun ia tahu bahwa Jiwasraya bangkrut. ISA telah mengeluarkan surat tentang perekaman program Asusransi Super Jiwasraya dan hubungan penjualan perusahaan dengan PT Anz Panin Bank.
Program penyelamatan berlanjut pada 2014-2017 dan mendapatkan triliunan RP47,8 triliun. Uang itu dikelola oleh Jiwasraya dengan investasi saham dan modal timbal balik tanpa peraturan yang lebih baik untuk tata kelola dan manajemen risiko.
(PTA)