
Jakarta, CNN Indonesia –
Buddha Menteri Perdagangan (Mendag) Santoso mengancam akan membatalkan izin bisnis perusahaan, yang menunjukkan bahwa barang tersebut secara ilegal atau tidak sesuai dengan ketentuan tersebut.
Ancaman itu diajukan sesuai dengan temuan barang impor ilegal dari Cina, yang masuk tanpa dokumen dan tidak memenuhi standar nasional.
“Setelah ini tidak terbuka, tidak membeli, perusahaan tidak boleh mendistribusikan barang -barang ini. Dan kemudian perusahaan dapat ditutup dengan izin dan tidak boleh melakukan kegiatan serupa,” kata Buddha pada konferensi pers Ivan, Benten, Kamis (5/22).
Dia menambahkan bahwa perusahaan juga harus memilih produk yang beredar jika mereka telah terbukti melanggar aturan. Pengadilan ini menyangkut berbagai peraturan, termasuk Undang -Undang No. 8 tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen dan Peraturan Pemerintah (PP), nomor 29 tahun 2021 sehubungan dengan implementasi perdagangan.
Pada kesempatan ini, Bump menjelaskan hasil kontrol atas produk impor dari Cina menggunakan PT Asialum Trading Indonesia (PTI), yang harus sesuai dengan ketentuan. Produk -produk ini termasuk alat tangan, peralatan listrik, elektronik, pakaian dan aksesoris besi dan baja.
Menurut Buddha, pengawasan dilakukan setelah kliennya menerima informasi dari media sosial, terutama Tiktoku, yang mempresentasikan kegiatan distribusi dan promosi barang impor secara online.
Informasi tersebut dikonfirmasi oleh laporan publik dan kementerian/lembaga teknis sebelum kejang.
“Barang -barang ini melanggar aturan seperti tidak ada SPPT (sertifikasi standar nasional Indonesia) atau yang telah kedaluwarsa, tidak memiliki NPB (jumlah pendaftaran barang), tidak menggunakan label bahasa Indonesia, tidak memiliki buku pegangan atau kartu yang tidak diwakili di Indonesia,” Indonesia. “
Barang yang diasuransikan adalah 1 680 047 unit dengan nilai sekitar 18,85 miliar rp. Rinciannya termasuk pemutus sirkuit miniatur (MCB), bor listrik, gergaji, ikan penarik, asupan debu, sarung tangan, gunting dua tangan, kapak, besi, sekrup, mut, penyegelan atau segel.
“Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut sebagai pelacakan, jadi aktor bisnis atau importir menambahkan dokumen dan data yang diperlukan. Item ini masih dalam inspeksi kami sampai kelengkapan dokumen selesai,” katanya.
Buddha, di sisi lain, mengklaim bahwa jumlah impor impor sekarang mulai berkurang dibandingkan sebelumnya. Namun, ia menekankan bahwa pengawasan masih umum dilakukan untuk mencegah pelanggaran baru.
“Kejatuhan ada di sana. Jenis pelanggaran yang suka berubah. Namun, jumlah pelanggaran telah menurun. Tetapi kadang -kadang ketika kita diam, mereka akan muncul kembali,” katanya.
Dia menambahkan bahwa kontrol luas luas Indonesia dan banyak pintu masuk barang impor terus dilakukan.
Buddha menekankan bahwa pemerintah masih akan menentang pelanggaran serupa yang merusak industri lokal dan mengancam konsumen.
“Pemerintah akan kembali bernegosiasi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh aktor bisnis yang dapat merusak atau menyebabkan banyak industri domestik yang disebabkan oleh impor ilegal seperti ini, dan juga melindungi konsumen dari barang yang tidak sesuai dengan standar,” katanya.
(Bagian/AGT)