
Jakarta, CNN Indonesia –
Iran telah mengeluarkan peringatan kuat tentang rencana AS, yang dikatakan bahwa dalam waktu dekat ia mencapai fasilitas nuklir Teheran.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menekankan bahwa Teheran percaya bahwa semua serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap negara -negara Zionis bertanggung jawab atas semua serangan yang dimulai di fasilitas nuklir di negara mereka.
Seperti yang dikutip AFP, kami berpikir bahwa jika rezim Zionis memiliki beberapa serangan terhadap objek nuklir Iran, pemerintah AS juga akan bertanggung jawab atas tanggung jawab hukum. “
Kemudian Araghchi menekankan bahwa jika serangan ini benar, negaranya tidak diam.
“Iran sangat memperingatkan semua bentuk tindakan yang diambil oleh rezim Zionis dan dengan jelas menanggapi semua ancaman atau tindakan yang diambil terhadap peraturan terhadap rezim ini,” kata Araghchi.
Pada hari Selasa (20 Mei), CNN mengumumkan bahwa Israel sedang menyiapkan rencana serangan Iran di fasilitas nuklir. Ini dikenal karena pengakuan banyak pejabat Amerika.
Salah satu sumber menyatakan bahwa rencana Israel untuk serangan nuklir Iran “telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.”
“Perspektif negosiasi [Perjanjian Presiden AS Donald Trump di Iran tidak menghilangkan semua uranium Iran, membuat serangan kesempatan,” kata sumber itu.
Informasi tentang serangan itu berasal dari pejabat tinggi pejabat Tel Aviv, serta jaringan komunikasi Amerika, obrolan pejabat publik dan jaringan komunikasi Israel, yang diamati Washington dalam gerakan militer Zionis.
Berdasarkan pengamatan ini, serangan semacam itu dapat terjadi dalam waktu dekat.
Dikatakan bahwa Washington tidak setuju dengan rencana serangan Israel. Menurut para pejabat AS, serangan itu akan menjadi pelanggaran berat Trump dan akan memperketat konflik di Timur Tengah.
Ketika Iran dan Amerika Serikat mencapai kesepakatan tentang program nuklir di Teheran, rencana serangan Israel sendiri muncul. Percakapan dimulai dari 12 April.
Pada tahun 2018, Amerika Serikat menarik perjanjian nuklir dengan Iran di bawah administrasi Presiden Donald Trump. Sekarang Trump sedang mencoba memulai kembali percakapan untuk melanjutkan kontrak. (BLQ/DNA/BAC)