
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Pertanian (Mentan) dan Amran Sulaiman menulis koordinasi ekonomi ekonomi Airlangg Hartarto untuk mencegah Majelis Koordinasi Terbatas (Rortas) dalam hal kontrol atas barang impor dan Maniok (Maniok) dan produk -produk turunannya.
Aplikasi ini diajukan dalam surat resmi dengan angka B-191/PI.200/m/05/0525 pada 14 Mei 2025. Amran percaya bahwa itu diperlukan untuk melindungi petani barang di Kasava setelah batas langsung.
“Untuk melindungi petani dan mempertahankan stabilitas harga di tingkat pabrikan, harus ada langkah strategis dalam bentuk kontrol impor,” kata Amran pada hari Sabtu (17 Mei) dalam penjelasan tertulis.
Amran menekankan kondisi petani Maniok yang saat ini mengalami kesulitan karena ketidakrataan produk impor. Dipercayai bahwa situasinya telah mengganggu pasar domestik dan membahayakan keberlanjutan pertanian Maniok, termasuk produk -produk turunan seperti tepung tapioka.
BPS mencatat peningkatan jumlah manioc yang diimpor dari tahun 2023 hingga 2024, termasuk peningkatan nilai impor, yang naik menjadi 609,11 persen sehubungan dengan periode yang sama tahun sebelumnya pada tahun 2024.
Menurut Amran, banyak petani mengeluh tentang harga penjualan yang rendah dan pendapatan yang sulit diserap karena banjir produk impor.
Tanpa kendali, kata Amran, situasinya dapat melemahkan semangat produksi dan memperluas hilangnya petani di pusat -pusat utama Manioc nasional.
Menurut Amran, batas -batas impor Maniok dengan arahan Presiden Prabowo Subiano adalah untuk memperkuat keamanan pangan nasional.
Oleh karena itu, partainya memprakarsai implementasi Rakorti, yang dipimpin oleh Menteri Koordinasi untuk Ekonomi dengan partisipasi kementerian/lembaga yang relevan, termasuk Kementerian Perdagangan, Kementerian Industri dan Kementerian Keuangan.
“Jika produksi domestik sesuai, mengapa impor harus bergantung? Ini adalah masalah kecenderungan petani dan keberanian untuk membuat keputusan strategis untuk kedaulatan makanan kita,” kata Amran. (Fri/Th/fr)