
Jakarta, CNN Indonesia –
Karnavia ini, Menteri Dalam Negeri (Menteri Dalam Negeri), memerintahkan Pemerintah Daerah (PEMDA) untuk waspada dan siap berdiri pada periode kekeringan tahun 2025.
Ini meminta semua pemerintah daerah untuk mempercepat implementasi program pompanisasi dan irigasi.
“Karena itu menyangkut masalah pemberian air pada bulan Juni, Juli, Agustus, September, yang dianggap kritis karena beberapa daerah menghadapi musim kemarau, jadi kami terus mempromosikan produksi untuk dikurangi,” kata mereka pada hari Rabu (4/6).
Ini menekankan pentingnya sinergi tingkat silang dalam memperkuat jaringan irigasi primer, sekunder dan ketiga.
Dia meminta semua pemimpin layanan pertanian di provinsi tersebut untuk menyelidiki kondisi setiap ladang padi regional yang membutuhkan air. Semua provinsi, Kabupaten, Pekerjaan Umum Kota juga memeriksa ketersediaan air, termasuk irigasi di daerah masing -masing.
“Nanti akan ada pertemuan khusus,” katanya.
Dia berpendapat bahwa ini adalah mandat Studi Presiden No. 2 2025 tahun ini tentang pengembangan, peningkatan, rehabilitasi dan pengoperasian jaringan pengembangan dan perlindungan untuk mendukung masalah pangan.
Ini menjelaskan bahwa Inpress memberikan payung hukum ke pusat, provinsi dan distrik/kota untuk bekerja sama dan bekerja secara individual.
“Itu harus meningkat dengan istilah ini. Pilihan presiden ini memberikan [otoritas] yang terbagi di masa lalu, pusat ini hanya irigasi utama, provinsi sekunder, kemudian daerah/kota tingkat ketiga.
Kapan musim kemarau di Indonesia?
Sebelumnya, BMKG mengatakan bahwa kepala Karnawat, Dwikor tanpa Dwikor, bahwa wilayah Indonesia secara bertahap memasuki musim kemarau dari April hingga Juni. Pada bulan April, ia menggambarkan daerah -daerah yang memasuki periode kering, termasuk pantai timur -tingkat barat, pantai Jawa Timur, bagian dari Bali, Nus Tenggar Barat (NTB) dan Timur -Nusa Tenggar (NTT).
Kemudian pada bulan Mei diharapkan bahwa pada bulan Mei itu akan menjadi musim kekeringan, adalah bagian kecil dari Sumatra, sebagian besar Jawa, Kalimantan Selatan, Bali dan Papua.
Selain itu, pada bulan Juni, pada periode kekeringan, sebagian besar jumlah, sebagian besar bagian barat Jawa, Kalimantan selatan dan sebagian kecil dari Sulawes dan Papua.
Tanpa Dwikor, diasumsikan bahwa awal musim kemarau di sebagian besar wilayah adalah normal. Namun, ada beberapa area yang telah ditunda dari awal periode kering normal.
“Dibandingkan dengan klimatologi rata -rata (periode 1991-2020), Indonesia diperkirakan akan terjadi di Indonesia pada awal periode kering seperti biasa seperti biasa seperti biasa 207 ZOM (30%), dengan 204 Zomi (29%) dan 104 Zomi (22%),” kata Dwikor.
Menurut BMKG, diasumsikan bahwa kekeringan tahun 2025 akan lebih pendek. Ini didasarkan pada pemantauan dan analisis dinamika iklim global dan regional hingga setengah -diabrill 2025.
“Di sebagian besar wilayah Indonesia, diasumsikan bahwa kekeringan tahun 2025 akan lebih pendek dari biasanya,” kata BMKG. (MNF/DMI)