
Jakarta, CNN Indonesia –
Java -Gubernor Dedi Moleter tiba -tiba mengunjungi gedung merah dan putih di Komisi Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Senin (5/5). Kehadirannya adalah diskusi tentang sejumlah program yang diterapkan dalam pemerintahan Java Barat agar tidak korup.
“Kami bertemu KPK pagi ini, terutama dengan Oujang Batts [Kepala Koordinasi dan Pemantauan KPK],” kata Dodi di kantor KPK.
Dia menjelaskan bahwa dia memperoleh efisiensi dan menciptakan kembali semua pengeluaran pemerintah dari biaya sepele dari kepentingan publik.
“Terutama dalam pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, irigasi, kemiskinan, jaringan listrik,” katanya.
Di sektor pendidikan ada lebih dari satu triliun rp5, anggaran dipindahkan. Kenyataannya dalam anggaran adalah mengubah biaya rutin negara, yang tampaknya telah menyia -nyiakan anggaran negara.
“Kemudian memberikan biaya publik tetapi bukan minat umum. Misalnya, di dunia pendidikan, ada lebih dari 700 miliar biaya untuk teknologi informasi dan komunikasi. Meskipun apa yang dibutuhkan di dunia pendidikan adalah kelas baru.”
Kemudian anggaran mengarahkan apa yang semula untuk perjalanan formal ke infrastruktur jalan yang berguna bagi manusia.
“Yah, ada sosialisasi yang biasanya dihabiskan oleh pemerintah. Masyarakat yang saat ini adalah hampir 240.000 orang dari Jawa Barat tidak memiliki listrik, jadi kenyataan sekitar sekitar 50 miliar, dari SEK 9 miliar untuk biaya pencahayaan listrik.”
Kebijakan mengirim siswa atau siswa yang “bermasalah” ke garnisun, termasuk pembinaan, adalah salah satu masalah yang dipertanyakan.
“Ada program pelatihan kepribadian di mana anak -anak berpartisipasi dalam pelatihan disiplin,” kata Dedi.
“Dan kehendak Tuhan, menurut dewan psikolog, ada kemungkinan bahwa mereka akan dapat meninggalkan garnisun untuk kategori pertama besok,” katanya.
Pada saat yang sama, manajer distrik Korsup di Distrik 2 KPK Bahiar Ujang Purnama mengatakan bahwa partainya mendengar langkah -langkah strategis untuk mengoptimalkan sumber daya di pemerintah Java Barat dan menghadirkan beberapa pintu masuk.
Dodi mengatakan bahwa Ujang mentransfer fase strategis yang mencakup peningkatan perencanaan dan penggunaan anggaran yang ada di provinsi Jawa Barat.
“Dan dia meminta kami untuk memastikan bahwa langkah -langkah strategisnya bukan yang pertama melanggar aturan dan kemudian mengimplementasikan apa yang akan dipantau,” kata Ojang.
“Kegiatan ini adalah langkah strategi yang kami hargai, dan kami berharap bahwa ide atau improvisasi Gubernur Jawa Barat akan benar -benar mengambil langkah -langkah untuk mengubah perubahan dan manfaat nyata masyarakat,” katanya.
(Rin/ou)