
Kupang, CNN Indonesia –
Laki -laki Lewotobi naik di pulau Flores, timur Nusa Tenggara (NTT) mencapai 4 kilometer pada Senin malam (5/19), ledakan abu vulkanik.
Presiden Volcanic Observation of Men (PPGA), Herman Yosef Mpoo, Wita dan 21.49, 21.49 pada 21.49 Wita dan 21.49 di Wita 21.49, mengatakan letus terjadi pada 21.49.
Menurut Herman, letusan pertama terjadi pada 21,43 adalah ledakan abu vulkanik, karena 2500 meter di atas puncak pasukan Lewotobi. Kolom abu -abu abu -abu dengan intensitas tebal membungkuk ke arah barat dan barat laut.
“Pada 19 Mei 2025, Lewotobi diledakkan oleh Gunung Nusa Tenggara East Nusa.
Badan Bencana Darah Timur Flores (BPBD) (BPBD) tidak pernah diumumkan sehubungan dengan efek dari empat letusan di pegunungan pada Senin malam.
Herman menambahkan bahwa seseorang yang berlokasi di desa Nuralyn, yang terletak di kota Lantuka, atau seorang pria yang terletak sekitar 90 km dari Lantukuka dan Level IV.
Status ini sesuai dengan laporan khusus dari Badan Geologi, berlaku untuk status Lewotobi Mount III, yang berlaku untuk status AWAS atau Level IV, yang berlaku pada hari Minggu (5/18) 20.00.
Dengan status tingkat sinyal, Herman, PPGA, telah menerbitkan rekomendasi baru untuk mencegah aktivitas apa pun dalam 6 km orang.
“Orang -orang dan tamu / wisatawan di Lewotobi, 6 km dan barat, karena Lewotobi tidak beroperasi 7 km dari pusat Gunung – Timur Laut,” katanya.
Selain itu, Herman, intensitas tinggi orang -orang, terutama Dulipali, Nobo, Nobo, Nobo, Nobo, Baru, Hokeng Jaya, Pipa, Nawakote, Pipe, Nawakote.
Orang -orang yang terkena dampak hujan abu karena letusan gunung, meminta mereka untuk melanjutkan topeng, hidung, dan pintu – – bagian untuk mencegah bahaya abu vulkanik dalam sistem pernapasan.
Herman meminta masyarakat untuk terus tenang dan memantau arah kepemimpinan lokal dan bukan kepercayaan. Pemerintah daerah juga terhubung ke pejabat pria PPGA Lewotobi di wilayah Vila de Wangangitang. (Ely / pt)