
Makassar, CNN Indonesia –
Menteri Komunikasi dan Digital (Komedigi) Meutya Hafid mengakui bahwa ia kagum dengan konten memblokir konten ke tempat -tempat yang bermuatan negatif seperti perjudian online, kejahatan seksual, untuk pelecehan anak -anak.
Meutya mengatakan bahwa partainya terus memblokir konten ini. Namun, konten dan situs baru muncul kembali setelah diblokir.
“Jadi kita harus memahami bahwa ruang digital sama dengan ruang fisik. Jika ada kejahatan di ruang fisik, seperti di ruang digital. Komedigi terus menyusun kelanjutan pemblokiran, tetapi kejahatan itu masih muncul, termasuk pelecehan,” kata Meutya, Senin (6/16).
Meutya mengatakan partainya memblokir konten pornografi, seperti Facebook dalam darah dan berbagai konten lainnya.
“Jadi kita harus bekerja dari masyarakat dan comdigi yang menghentikan diseminasi. Tetapi platform paling penting yang menghormati pemerintah Indonesia memerintah untuk bergabung dengan semangat yang sama,” katanya.
Dia mengatakan penting bagi platform digital untuk menghormati aturan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
“Kami berharap bahwa platform besar yang sangat diminta oleh orang Indonesia dapat menghargai dan mengikuti peraturan yang ada, mengingat bahwa mereka juga mendapat manfaat dari pangsa pasar Indonesia,” jelasnya.
Namun, masih ada platform digital yang belum mendengarkan peraturan pemerintah (PP) nomor 17 dari tahun 2025 tentang manajemen implementasi sistem elektronik dalam perlindungan anak -anak atau tuna PP dengan menampilkan perjudian online.
PP ini mengeluarkan pemerintah Indonesia untuk melindungi anak -anak di ruang digital, mengatur sistem elektronik dan tanggung jawab platform digital.
“Sebelum Tunas PP sudah menjadi aturan, sistem moderasi konten yang membutuhkan platform, khususnya dalam pornografi anak, dan juga berjudi untuk mengambil waktu tertentu.
(Mir/dmi)