
Jakarta, CNN Indonesia –
Read More : Malam-malam Susuri Tembok Bolong Jatinegara, Petugas Amankan 3 Wanita
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengatakan bahwa proses lelang frekuensi 1,4 GHz akan diterbitkan pada minggu pertama Juli.
Direktur Digital Jenderal Comdigi Wayan Toni Supriyanto mengatakan bahwa peraturan yang telah disertai dengan lelang telah disiapkan. Peraturan yang masih berlanjut terkait dengan Pilihan atau Lelang.
“Hanya peraturan seleksi menteri, RKM yang disiapkan, tetapi sudah dilaporkan kemarin kepada ibu menteri dan melingkar, semoga pada awal Juli, saya memulai pengumuman pada awal Juli,” Wayan mengatakan kepada bank, Yogyakart (6/28).
Wayan mengatakan bahwa apa yang harus dipersiapkan untuk kompetisi 1,4 GHz adalah mempersiapkan peraturannya, dimulai dengan penggunaan spektrum, standardisasi perangkat, pada aturan lelang.
Dikatakan bahwa objek seleksi tertentu dikatakan, yaitu 80 MHz dalam frekuensi dalam kisaran frekuensi 1,427-1,518 MHz. Wayan mengatakan bahwa sabuk frekuensi akan dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu Javanse dan Papua Regional, Sumatra dan Bali Nus Tenggar, dan Regional 3 Kaliman dan Sulawesi.
“Kedua, dari standardisasi perangkat, RKM juga keluar dari standardisasi perangkat,” Wayan menjelaskan.
Kehadiran frekuensi 1,4 GHz yang disebut Wayan akan menjadi sistem solo implementasi jaringan broadband tetap, yang memiliki hambatan, seperti tidak mampu mengeksplorasi, tidak adanya pilar, atau kesulitan bujangan.
Read More : Geger Penampakan ‘Laser’ Putih di Langit, Ternyata Ini Penyebabnya
Selain itu, pelelangan frekuensi 1,4 GHz adalah cara pemerintah mengikuti misi cepat 100 Mbps. Spektrum Komdigi ini menetapkan untuk menghidupkan kembali pendekatan nirkabel broadband (BWA) untuk jaringan tetap berdasarkan paket lokal.
Hak untuk menggunakan spektrum nantinya akan dalam bentuk ruang lingkup frekuensi radio (IPFR) dengan area layanan regional.
Sebagai informasi, data Komdigi mengatakan bahwa penetrasi jaringan broadband Indonesia mencapai 21,31 persen dari sekitar 69 juta rumah. Menurut data Okla, kecepatan rata -rata geng tetap besar di internet di negara itu hanya mencapai 34,73 Mbps, di 119 dari 153 negara.
Tingginya biaya internet untuk pelanggan dan biaya penerapan jaringan optik (FO), terutama di daerah pedesaan dan pinggiran kota, serta peraturan dan infrastruktur yang belum didukung adalah masalah utama. Dalam hal ini, frekuensi 1,4 GHz dianggap sebagai salah satu solusi masalah. (Fraktur/DMI)