
Jakarta, CNN Indonesia –
Read More : Allo Bank Raih Laba Rp467 M di 2024, Nasabah Tembus 11,9 Juta Orang
Badan Statistik Pusat (BPS) mengungkapkan alasan untuk menunda masalah Ekspor dan Impor Data (ECCO) pada bulan April 2025 hingga 2 Juni 2025.
Jika terkait dengan jadwal reguler, informasi tersebut harus dipublikasikan pada pertengahan 2025.
Direktur BPS Sarpono Distribution Statistics mengatakan ada perubahan dalam sistem basis data eksim. Dia mengatakan bahwa pengungkapan data akan dibuat dua kali sebulan hanya sebulan sekali.
“Dari hasil evaluasi, dan meningkatkan kualitas layanan BPS, yang akan diterbitkan dalam bentuk angka tetap. Kemudian kami akan mentransfer toko bisnis baru untuk mensimulasikan data,” kata Sarpono pada konferensi pers BPS di Jakarta, Rabu (5/28).
Sarpon menjelaskan bahwa BPS biasanya menerbitkan data ekspor dalam tiga fase. Pertama, nomor sementara diterbitkan 15 hari setelah bulan data. Misalnya, jumlah sementara eksim April dirilis di tengah -Mei.
Kedua, angka tetap dikeluarkan 30-31 hari setelah bulan data. Misalnya, jumlah eksim tetap April mengeluarkan hari kerja pertama Juni. Informasi nomor tetap ini adalah data terbaru setelah BPS menambahkan data kepada Direktur Jenderal Bea Cukai dan Kewajiban Konsumen dan banyak lembaga terkait.
Fase ketiga adalah masalah audit tahunan. Data ini termasuk ekspor dan impor dalam waktu satu tahun bersama dengan peningkatan data bea cukai. Informasi ini biasanya diterbitkan 5-6 bulan setelah akhir tahun.
“Untuk meningkatkan kualitas statistik dan juga meningkatkan kualitas statistik, kami tidak lagi melakukan siaran pers sementara, tetapi apa yang kami unduh adalah angka tetap pada awal setiap bulan,” kata Sarpono.
Read More : Erick Blak-blakan Konsep 1 Juta Rumah Orang Miskin yang Didanai Qatar
“Sementara itu, banyak kolega media telah menghubungi banyak data yang diterbitkan, yang masih merupakan informasi sementara. Ini adalah salah satu penjelasan untuk mengeluarkan impor ekspor. Mari kita atur jadwal,” katanya.
Sebelumnya, BPS menunda masalah ekspor dan data impor pada bulan April 2025. Dalam pengumuman BPS resmi, ia menyatakan bahwa ia akan menerbitkan data pada awal Juni.
Koordinasi Airgg Economy Airgg Hartarto menolak intervensi pemerintah. Dia juga membantah masalah penundaan, karena keberhasilan saldo perdagangan tidak baik.
“Jika BPS selalu independen jika melaporkan statistiknya. Tidak ada kekhawatiran (data buruk),” kata Airlangga, Kamis (5/15) di Istana Nasional di Jakarta.
(DHF/PT)