Jakarta, CNN Indonesia —
Kepercayaan terhadap pembalasan dan takdir merupakan salah satu rukun iman keenam dalam ajaran Islam. Konsep ini mengajarkan umat Islam untuk meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ditentukan oleh Allah SWT.
Kewajiban mengimani Qaza dan Qadr disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Umar bin al-Khattab.
Mereka menjawab, “Wahai Muhammad, apakah iman itu? Kepercayaan kepada Tuhan, malaikat-malaikat-Nya, para nabi-Nya, kitab-kitab-Nya, Hari Akhir, baik dan buruk.” Beliau menjawab: “Engkau benar”, kami terkejut, beliaulah yang menanyakan dan membenarkannya (pertanyaan HR. Ibnu Majah dan HR. At-Tirmidzi).
Jelaskan pengertian keimanan terhadap qaza dan qadr
Narasi dari modul “Pendidikan Agama Islam dan Ulama Berkarakter” Sekolah Menengah Pertama Kelas IX, beriman kepada Qaza dan Qadar adalah meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini akan ditentukan oleh Allah SWT, dan ini sebagian dari hikmah-Nya.
Qaza merupakan ketetapan atau keputusan Allah SWT sejak dahulu kala atau sebelum terciptanya manusia.
Sekaligus qadar merupakan perwujudan atau penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan nyata. Padahal, penghakiman Qaza dan Qadar dijelaskan dalam Al-Qur’an, Surat Qamar ayat 49.
Yaitu: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
Iman kepada Qaza dan Qadr bukan berarti menyerah tanpa amal, melainkan keseimbangan antara amal dan pasrah.
Keimanan inilah yang melahirkan pribadi yang kuat, optimis dan selalu bersyukur dalam hidup, karena yakin bahwa Allah adalah sebaik-baiknya dan sebaik-baik pengaturnya.
Pemahaman yang benar tentang Qaza dan Qadr membantu seseorang menjalani kehidupan yang bijaksana dalam ketundukan kepada Allah dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Contoh amalan keimanan terhadap azab dan qadar
Di bawah ini adalah beberapa contoh sikap atau perilaku terkait keimanan terhadap Qaza dan Qadr yang patut diamalkan oleh seluruh umat Islam. Bersikaplah ikhlas, gembira, terbuka dan terbuka hati dalam menerima segala sesuatu yang berkaitan dengan penghakiman dan takdir Allah. Ia selalu berusaha, yaitu berusaha memaksimalkan kekuatannya dan pantang menyerah. Ketika mendapat nikmat dari Allah, ia mengucap syukur kepada Allah, dengan berdoa dan memberi hadiah.
Jadi, jawaban dari pertanyaan tersebut menjelaskan tentang makna beriman kepada Qaza dan Qadr. Kepercayaan terhadap Qaza dan Qadr juga mendorong amal dan ibadah, menyadari bahwa pada akhirnya itu adalah kehendak Allah subhanahu wa ta’ala. (avd/juh)