Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengaku haru saat mengetahui ada pegawai di kementeriannya yang terlibat dugaan tindak pidana perjudian online.
Menurutnya, ditangkapnya 11 pegawai Komdigi yang terlibat kasus perjudian online berdampak besar bagi pegawai lainnya. Bahkan, menurut dia, banyak pegawai yang merasa malu dengan kasus tersebut.
“Secara psikologis [pejabat Komdigi lainnya] pasti khawatir, khawatir dan seperti semua orang… Saya tahu memang ada kesalahan di kementerian kita yang juga cukup fatal, tapi di saat yang sama saya juga ingin membangkitkan semangat. teman-teman, bahwa mereka juga banyak berbuat kebaikan,” kata Meutya dalam wawancara khusus dengan CNN Indonesia TV, Kamis (14/11).
“Jadi, misalnya ada oknum-oknum seperti itu, mohon jangan dilihat semua kementerian. Sayang sekali teman-teman ini banyak yang baik,” sambungnya.
Di sisi lain, Meutya menilai terungkapnya kasus ini justru menjadi berkah tersembunyi bagi kementeriannya karena menjadi dorongan untuk membersihkan pelaku perjudian online.
Dalam kesempatan itu, Meutya tampak terharu dan hampir menangis. Menurutnya, kasus ini juga merupakan pukulan telak bagi kementeriannya.
Meutya mengaku, meski baru sebulan menjabat Menteri Komunikasi dan Teknologi, ia sudah menganggap para pegawai di kementeriannya sebagai anak-anaknya.
“Saya cuma orang emosional kok? Sedih. Waktu saya jadi menteri, padahal baru 2 minggu, mereka juga anak-anak saya. Saya ibu kementerian ini, ibu para pejabat ini. tentu saja itu menyedihkan,” katanya.
Polisi sebelumnya mengungkap kasus dugaan penyalahgunaan wewenang pemblokiran situs judi online yang melibatkan beberapa pegawai Komdigi. Polisi menetapkan 18 tersangka dalam kasus ini, dengan 11 orang di antaranya pegawai Komdigi.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti dalam kasus ini, yakni telepon genggam, laptop, mobil, gedung, jam tangan mewah, senjata api, dan logam mulia. Selain itu, polisi juga menyita uang tunai sebesar Rp7,73 miliar.
Dalam kesempatan itu, Meutya ditanyai kemungkinan pegawai Komdigi lainnya menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Namun Meutya enggan menjawab karena hal itu merupakan kewenangan kepolisian.
Meutya hanya menjelaskan, dirinya terus berkomunikasi dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal penanganan kasus ini. Namun menurutnya, Listyo hanya menyebut kasus tersebut masih berkembang dan Meutya diminta siap jika ada pegawai Komdigi lainnya yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Artinya saya ditanya saja, yaitu mungkin kita masih mengembangkan penyidikan, yang penting buka pintunya, Bu. Ini keterangan Kapolri, saya harus bantu apa? : yang penting pintunya dibuka lebar-lebar, cukup,” jelasnya.
(tim/dmi)