Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan kelompok BRICS pada KTT BRICS Plus yang diselenggarakan di Kazan, Rusia pada Kamis (24 Oktober 2018).
Dengan pengumuman ini, proses keanggotaan BRICS Indonesia dimulai.
“Bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan wujud politik luar negeri yang bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, tapi kita ikut aktif di semua forum,” kata Sugiono dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (26/10).
Sugiono mengatakan forum ini bisa menjadi kekuatan persatuan dan solidaritas antar negara-negara di Global South. BRICS juga dipandang sebagai perekat untuk memperkuat kerja sama antar negara berkembang.
“Kami juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, baik terkait ketahanan pangan dan energi, pengentasan kemiskinan, maupun peningkatan sumber daya manusia,” ujarnya.
“Kami melihat BRICS dapat menjadi alat nyata untuk berdiskusi dan mempromosikan kepentingan bersama Global South,” kata politikus Partai Gerindra itu.
Sugiono juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan berbagai pertemuan bilateral di Kazan, khususnya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan negara sahabat lainnya, khususnya dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, para menteri luar negeri Tiongkok, India, dan Thailand. , Menteri Perekonomian Malaysia dan Presiden Bank Pembangunan Baru.
Selain itu, Sujiono juga melakukan pembicaraan perkenalan melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Singapura dan Kamboja.
Sugiono juga menyerukan dukungan dan kerja sama untuk perdamaian global dan mengatasi krisis yang sedang terjadi di Palestina dan Lebanon.
“Indonesia tidak bisa tinggal diam jika kejahatan ini terus berlanjut,” ujarnya.
Indonesia menyerukan gencatan senjata dan penerapan hukum internasional, serta pentingnya dukungan berkelanjutan untuk rekonstruksi Gaza.
Perwakilan resmi Presiden Rusia Yuriy Ushakov mengatakan 13 negara akan menjadi mitra organisasi BRICS.
Ushakov mengatakan, persoalan perolehan status negara mitra akan dibahas pada KTT BRICS yang akan digelar di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober.
Selain Indonesia, Aljazair, Belarusia, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam akan menjadi mitra. (tim/saudara)