Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah menyampaikan ucapan selamat atas dimulainya masa kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang akan dilantik bersama wakilnya Gibran Rakabuming pada Minggu (20/10).
Said mengatakan, ada sejumlah isu yang bisa menjadi agenda strategis pasangan Prabowo-Gibran, seperti tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan ketergantungan impor pangan dan energi.
Menurut Said, dalam 10 tahun terakhir tidak ada penurunan kemiskinan dan kesenjangan sosial secara progresif. Dari tahun 2014 dengan angka kemiskinan sebesar 10,96 persen, pada tahun 2024 tercatat sebesar 9,03 persen atau turun sebesar 1,93 persen.
“Presiden Prabowo harus fokus menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial secara lebih progresif dengan orkestrasi politik yang komprehensif, mulai dari pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, sanitasi, perumahan, hingga pekerjaan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (19/19/2021). ). ). 10).
Tingkat kesenjangan sosial yang sebesar 0,414 pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,035 menjadi 0,379 pada bulan Maret 2024. Selain itu, lanjut Said, pada tahun ini juga terjadi penurunan jumlah kelas menengah yang mencapai 9 juta jiwa.
Hal berikutnya yang disarankan Said untuk menjadi perhatian Prabowo adalah sektor pendidikan. Dengan anggaran pendidikan yang mewakili 20 persen belanja negara selama 21 tahun, nampaknya sebagian besar angkatan kerja hanya mengenyam bangku sekolah dasar dan menengah.
Akibatnya, bonus demografi tidak bisa kita optimalkan untuk mendorong perekonomian nasional melompat dari negara berpendapatan menengah ke bawah, ke negara berpendapatan menengah ke atas, ke negara berpendapatan tinggi, ujarnya.
Selain itu, Said juga menyinggung impor pangan dan energi sebagai elemen penting terkait tekad dan kemandirian bangsa.
“Selama periode 2014-2023, defisit perdagangan internasional sektor pertanian sangat besar. Ekspor sektor pertanian kita mencapai 61,4 miliar dolar AS, sedangkan impor kita mencapai 98,46 miliar dolar AS, defisit 37 miliar dolar AS dengan nilai tukar. Dengan tarif 15.400 rupee, nilai produksi pertanian kita mencapai Rp 569.800 juta.
Sedangkan pada periode yang sama, impor migas tercatat sebesar US$278,5 miliar. Dengan nilai tukar Rp15.400, nilai impor migas dalam 9 tahun terakhir sebesar Rp4.288,9 triliun.
Diakui Said, ketiga permasalahan tersebut tidak mudah untuk diatasi. Prabowo diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis dan tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Mengatasi permasalahan ini tidaklah mudah, melibatkan beberapa kepentingan ekonomi dan politik nasional dan internasional. Dan ini akan menjadi tantangan bagi Presiden Prabowo ke depan,” tutupnya. (tertawa)