Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Hubungan Antar Lembaga dan Daerah Lembaga Penelitian Opini Publik Indonesia (Persepi) Burhanuddin Muftadi mengatakan Lembaga Penelitian Opini Publik Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia akan mempertanggungjawabkan data dan metode penelitiannya di hadapan Persepi. Komisi Etik mengatakan dia harus menanggungnya.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan hasil kedua lembaga pada Pilgub Jakarta 2024. Hasil penelitian yang dipublikasikan secara terpisah minggu ini oleh kedua lembaga tersebut sangat kontras.
“Perbedaan ini sangat signifikan secara statistik sehingga sebagai anggota Persep, kedua lembaga harus mempertanggungjawabkan metode dan datanya kepada komite etik,” kata Burhanuddin, Jumat (25/10).
Burhan mengaku ikut serta dalam pengembangan aturan etik Persep. Dia mengatakan kedua lembaga nantinya harus memberikan data mentah survei. Setelah itu, kami mengkonfirmasi survei tersebut.
“Kemudian kita cek berapa sampel asli yang kita punya, lalu kita cek apakah surveinya langsung. Lalu kita cek berapa responden yang melibatkan polisi, karena yang menjadi unit analisis dalam penelitiannya adalah individu, kalau yang diteliti adalah RT. petugas yang terlibat dalam proses wawancara sebaiknya dicopot, karena akan meningkatkan kesalahan pengambilan sampel,” kata Burhan.
Burhan mengatakan, bukan tidak mungkin kedua lembaga penyidik itu benar, meski hasilnya bertentangan.
“Tidak mungkin keduanya benar, saling bertentangan, makanya kita pelajari hal-hal seperti itu,” kata Sekjen yang membidangi indikator politik itu.
Ia juga mengatakan ada risiko sanksi Persep jika kedua badan investigasi menemukan kesalahan sistematis.
Misalnya, Burhan menyebut Persepi pernah memecat lembaga pengusut kecurangan Pilpres 2024.
“Pengalaman Pak Persepi bukan hal baru. Kami sudah memberhentikan lima atau enam Pak Persepi yang melakukan kesalahan dan kecurangan pada Pilpres 2014. Kami tidak mempermainkan kejujuran demi kejujuran. Ini tidak bisa diterima dan saya umumkan Komisi Etik. akan memberikan hukuman yang berat.
Pramono Anun-Rano Karno punya peluang tertinggi untuk terpilih di Pilkada Jakarta 2024, berdasarkan hasil survei LSI yang dirilis Rabu (23 Desember).
Pramono-Rano berpeluang menang sebesar 41,6%. Berikutnya Ridwan Kamil Suwono di posisi kedua dengan 37,4% dan Dharma Kun di posisi paling berbahaya dengan 6,6%.
Survei ini dilakukan usai debat calon gubernur Jakarta yang pertama. Survei dilakukan pada 10-17 Oktober 2024.
Sampel penelitian sebanyak 1.200 individu diambil dengan metode multistage dengan asumsi simple random sampling dengan margin of error +-2,9 poin persentase pada tingkat kepercayaan 95%.
Keesokan harinya, Poltracking Indonesia mencatatkan pasangan pertama, Ridwan Kamil Suwono, unggul keunggulan elektabilitas sebesar 51,6 persen.
RK-Suwono berpeluang menang sebesar 36,4%, unggul atas pasangan calon peringkat ketiga Pramono Anun-Rano Karno di peringkat kedua. Berikutnya di peringkat ketiga ada calon nomor urut 2 Dalma Ponrekun Kun Wardana dengan perolehan suara 3,9 persen.
Survei Poltracking dilakukan pada 10-16 Oktober 2024 dan melibatkan 2.000 responden yang tinggal atau menikah di DKI yang berusia di atas 17 tahun dan memiliki hak pilih.
Penelitian ini menggunakan multi-stage random sampling dengan margin of error sekitar 2,2 poin persentase pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(Joa/anak)