Surabaya, CNN Indonesia —
Mantan hakim teroris Umar Patek memulai bisnis kopi bernama ‘Ramu Kopi’ di Surabaya, Jawa Timur.
Dirilis pada tahun 2022, Patek kembali menjadi sorotan. Saat ini ia tinggal bersama istrinya Ruqayyah Husein di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Pria bernama asli Hisyam bin Alizein ini menceritakan kisahnya memulai bisnis kopi dengan bantuan seorang dokter bisnis di Surabaya, Dr. David Andreasmito.
“Pertama kalau Ramu diganti ‘Umar’. Kedua, Umar bikin bom, sekarang dia bikin kopi,” kata Patek saat soft launching Ramu Kopi di Surabaya, Rabu (16/10).
Patek mengatakan, pertemuan dengan dokter tersebut terjadi beberapa bulan setelah ia keluar dari Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Dua bulan setelah aku keluar, aku bertemu dengan dokter David. Dia membaca laporan itu dan mencari informasi keberadaanku. Hingga akhirnya mereka bertemu dan aku menjalin hubungan kembali. Sejak itu hubungan kami baik-baik saja, itu cocok. Jadi sudah hampir dua tahun,” katanya.
Diketahui, pendirian Ramu Kopi juga ditemukan oleh mantan Direktur Densus 88 Antiteror Polri, Komjen Marthinus Hukom yang ikut serta dalam operasi penggeledahan. Marthanus saat ini menjabat sebagai Direktur Badan Narkotika Nasional (BNN).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya berjabat tangan, berpelukan dan tersenyum.
“Pak Marthanus itu Densus 88 yang mengejar saya, dia Ketua Densus. Tapi sekarang dia baik-baik saja dengan saya,” kata Patek.
Kini Patek menantikan kehidupan yang lebih baik. Anda ingin produk kopi Anda bisa diterima masyarakat dan laris manis di pasaran. Nantinya Ramu Kopi akan didistribusikan ke kedai kopi, toko, destinasi wisata, dan berbagai daerah di Indonesia.
“Sebenarnya masyarakat pada dasarnya ingin [produk yang mereka jual] laku. Jualannya bagus tapi itu berkah. Saya ingin punya usaha sendiri, salah satunya supaya saya tidak punya kehidupan yang sama. mengemudi,” katanya. memberi tahu.
Marthanus mengatakan Patek adalah orang yang hebat. Ia kemudian mengenang upaya pencarian narapidana kelahiran 20 Juli 1966 beberapa tahun lalu yang harus dilakukan dengan susah payah.
“Saya mengenal Anda sebagai orang hebat, Anda mengenal kami sebagai orang hebat. Makanya saya bilang Anda sudah berkali-kali ada dan mati berkali-kali oleh pemerintah Filipina, tapi hari ini Anda ada di sini,” kata Martinus.
Menurutnya, meski masih muda, Patek sempat diintimidasi oleh aparat keamanan di Filipina dan Amerika Serikat.
“Jadi bayangkan Umar Patek itu seperti anak muda tapi orang Filipina dan Amerika takut dan memberinya harga satu juta dolar (US$1 juta),” ujarnya.
Patek dikenal sebagai salah satu teroris kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI). Mereka telah terlibat dalam serangan teroris besar, termasuk Bom Bali tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 202 orang.
Patek dikenal sebagai salah satu penjahat paling dicari di Asia Tenggara karena keterlibatannya dalam terorisme dan hubungannya dengan JI yang terkait dengan Al-Qaeda.
Pada tahun 2008, Amerika Serikat menawarkan hadiah satu juta dolar kepada siapa saja yang dapat mengetahui di mana atau dapat menangkapnya.
Patek ditangkap di Pakistan pada tahun 2011 setelah bertahun-tahun buron dan melarikan diri ke beberapa negara. Ia kemudian dikirim ke Indonesia dan diuji perannya dalam bom Bali.
Patek dijatuhi hukuman 20 tahun penjara pada tahun 2012 oleh pengadilan. Namun pada Agustus 2022, ia mendapat pengurangan hukuman atau amnesti hingga bisa dibebaskan bersyarat.
(frd/pta)