Jakarta, CNN Indonesia —
Dalam upaya mengurangi jejak karbon dan pariwisata berlebihan di Gunung Fuji, pihak berwenang Jepang berencana membangun trem tanpa jalur dengan ban karet untuk mengangkut pendaki.
Sistem lokomotif ini direncanakan oleh China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC), sebuah perusahaan manufaktur kereta api milik Tiongkok.
Usulan trem baru ini akan menggantikan rencana awal untuk membangun sistem kereta api ringan yang menghubungkan pangkalan tersebut dengan stasiun pendakian kelima Jalur Yoshida ke puncak Gunung Fuji.
Rencana sebelumnya diketahui mendapat keberatan dari warga setempat dan pihak lain. Keberatan tersebut muncul karena adanya kekhawatiran terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan serta besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
Menurut The Independent, Prefektur Yamanashi, yang merupakan tempat pendakian Gunung Fuji yang populer, akan segera mengumumkan rencana untuk membangun jalur trem.
CRRC Autonomous Rapid Transit CRRC yang terdaftar di Shanghai adalah trem tanpa jalur generasi baru. Trem bergerak menggunakan marka jalan magnetis dan dapat dioperasikan tanpa awak.
Prefektur Yamanashi diketahui menggunakan hidrogen yang diproduksi secara lokal untuk menggerakkan trem. Sistem transit diharapkan dapat mengurangi biaya proyek hingga 40 persen dari perkiraan ¥140 miliar (Rp 14,3 triliun) untuk sistem kereta api.
Rencana trem baru memungkinkan prefektur untuk menggunakan jalan tol Fuji Subaru Line yang ada dan melarang masuknya semua kendaraan pribadi dan bus wisata.
Prefektur Yamanashi berharap dapat melakukan uji coba segera pada tahun fiskal berikutnya, yang dimulai pada bulan April 2025.
Sementara itu, Prefektur Yamanashi menolak mengomentari rencana tersebut.
Gunung setinggi 3.776 meter di atas permukaan laut ini terletak di antara prefektur Yamanashi dan Shizuoka, salah satu tujuan wisata paling populer di Jepang.
Jumlah kunjungan wisatawan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Selama periode pendakian musim panas antara Juli dan September tahun ini, Gunung Fuji menampung 204.316 pendaki.
Namun peningkatan pengunjung tidak selalu membawa dampak baik. Polusi dari aliran bus dan mobil wisata yang terus-menerus datang ke Fuji dan kemacetan jalan raya merupakan masalah serius bagi pihak berwenang yang berusaha membersihkan tempat yang dianggap suci oleh masyarakat Jepang ini.
Gunung Fuji ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2013. Keistimewaan ini diberikan dengan syarat Jepang dapat mengurangi kepadatan penduduk dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh wisatawan. (aur/asr)