Jakarta, CNN Indonesia —
Dalam posisinya sebagai Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bulu Lor di Desa Bulu Lor Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, Saiban mempunyai visi untuk membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah tersebut.
Saiban menyadari rekan-rekan pelaku UMKM juga menghadapi kendala serupa, yaitu kondisi geografis, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan jaringan. Saat Saiban mendapat sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), ia bertindak cepat.
Berbekal ilmu yang didapat dari program Desa BRILian dan Tokoh Inspiratif Lokal dari Bank Rakyat Indonesia atau BRI, Saiban telah mendampingi langsung lebih dari 60 UMKM, termasuk pembagian sertifikat BNSP untuk setiap UMKM binaan.
Berkat bantuan Saiban, banyak UMKM binaan yang memiliki pengetahuan memanfaatkan teknologi untuk memperluas pasarnya. Selain itu, Saiban juga setia mendampingi UMKM hingga mendapatkan izin usaha resmi.
Salah satu UMKM binaan Saiban adalah Topeng Reog Buyadi. Bagi Saiban, kondisi Topeng Reog sebagai kesenian khas Ponorogo yang mendunia, sangat berbeda dengan kondisi penjualan yang relatif rendah, sekitar Rp 1 juta per bulan.
Dalam setiap kunjungannya ke rumah Buyadi, Saiban selalu memberikan pencerahan dan pengertian. Lambat laun, Buyadi semakin percaya diri mengembangkan usahanya dengan standar pemasaran terkini. Saat ini Topeng Reog Buyadi telah beberapa kali mencatatkan omzet, bahkan mencapai Rp 30 juta per bulan dengan pengiriman di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jakarta.
UMKM lain yang juga merasakan manfaat dari semangat Saiban antara lain Enwa Dekorasi Rias Pengantin dan Karangan Bunga, bisnis Keripik Tempe Buntel Godong, dan rangkaian produk reguler Yatini.
Dalam keikhlasannya membantu UMKM di sekitarnya, Saiban langsung paham permasalahan klasik yang sering dialami para pelaku kejahatan, misalnya saja pendapatan yang tidak selalu stabil sehingga membuat para pelaku UMKM takut untuk terus berbisnis.
Lalu, persoalan kurangnya pengalaman bisnis, terbatasnya jaringan, dan ketidakmampuan menegosiasikan upah pekerja, menambah kompleksitas permasalahan. Meski demikian, Saiban sangat yakin semua permasalahan ada solusinya, asalkan pelaku UMKM mau terbuka dan menerima masukan.
Bagi BRI Cabang Ponorogo, keseriusan Saiban dalam mendukung UMKM ibarat cahaya yang menyinari kegelapan. Iklim UMKM di Ponorogo pasca Covid-19 terus menunjukkan perbaikan.
BRI Cabang Ponorogo mengindikasikan peningkatan kredit sebesar 5 persen dibandingkan tahun 2023 yang mengindikasikan perlunya modal usaha dan perbaikan arus kas.
“Tentunya kita berharap Pak Saiban dan kawan-kawan para pengusaha UMKM menjadi tokoh lokal, menjadi penggerak dan mendorong desa-desa masa depan agar semakin banyak bermunculan sosok-sosok seperti Pak Saiban yang bersama BRI tidak hanya bernilai ekonomi saja. , tapi juga nilai sosial,” kata Pemimpin Cabang BRI Ponorogo, Agus Adi Hermanto.
“Kami berharap UMKM khususnya, tidak hanya di wilayah Pak Saiban, tapi juga di Ponorogo, semakin berkembang,” pungkas Agus. (rea/rir)