Jakarta, CNN Indonesia —
Telekomunikasi dan sistem informasi telah diperkuat oleh pemerintah selama satu dekade terakhir, termasuk di wilayah timur Indonesia.
Menjadi online telah menjadi penting di era digital. Ketersediaan Internet akan memperkenalkan berbagai aktivitas baru atau memberikan pembaruan terhadap aktivitas yang sudah ada.
“Misalnya, ketika perekonomian tumbuh di suatu desa, ketika internet dibuka maka mereka akan sejahtera, sehingga membantu di sekolah, kesehatan; akses terhadap informasi, mungkin polisi dan militer, itulah akses. yang mungkin sulit,” kata CEO Institut ICT Indonesia Heru Sutadi, Rabu (2/10).
Wilayah timur Indonesia merupakan wilayah yang juga mendapat manfaat dari pengembangan sistem komunikasi dan informasi yang dikembangkan pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika.
BAKTI Kominfo sendiri bertugas memelihara jaringan telekomunikasi dan menyediakan akses Internet di wilayah non-komersial yang tidak terpengaruh oleh pengguna telekomunikasi.
Salah satu produk BAKTI Kominfo adalah Base Transceiver Station (BTS) yang menyediakan akses telekomunikasi di wilayah Indonesia Timur.
Berdasarkan data Riset CNBC Indonesia, BAKTI Kominfo telah membangun sekitar 5.093 BTS di 25 provinsi yang tersebar di 138 kabupaten/kota dan 1.310 kabupaten dan 5.093 desa.
Akses internet yang diterima akibat pembangunan ini sebanyak 18.715 titik di seluruh Indonesia. Jalur akses internet ini disediakan untuk kantor layanan publik Berikut tarif akses internet yang disediakan BAKTI Kominfo di wilayah timur Indonesia
1. Skor: 356 poin2. Sulawesi Barat : 266 poin3. Sulawesi Selatan: 366 poin4. Sulawesi Tengah : 928 poin5. Sulawesi Tenggara : 553 poin6. Sulawesi Utara: 203 poin7. Nusa Tenggara Barat : 847 poin8. Nusa Tengah Timur : 2142 poin9. Maluku: 918 poin10. Maluku Utara : 508 poin11. Papua: 657 poin12. Papua Barat: 169 poin13. Papua Barat Daya: 375 knot14. Gunung Papua : 735 poin15. Papua Selatan : 229 poin16. Papua Tengah: 640 poin
Kemudian, BAKTI Kominfo juga memiliki teknologi satelit untuk menyediakan akses Internet pasca peluncuran satelit SATRIA-1 pada Juni 2023.
Satelit berkapasitas 150 Gbps ini rencananya menjangkau 3.700 fasilitas pelayanan kesehatan, 9.390 sekolah dan pesantren, 47.900 desa, dan 4.500 tempat kerja.
SATRIA-1 termasuk dalam kelompok satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) sehingga memiliki jangkauan yang luas sehingga dapat menjangkau wilayah Indonesia Timur.
Tentang perkembangan perkembangan telekomunikasi
Disebutkan CNBC Indonesia, wilayah yang dibangun BTS melalui program BAKTI Kominfo tumbuh signifikan, salah satunya terlihat di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tahun 2016.
Perkembangan ini berarti produksi dan penjualan kain tenun asal daerah tersebut telah memasuki babak baru.
Dahulu, para pekerja berjualan kain di toko tenun desa, di pasar mingguan atau di Paranggang, atau di toko seni di hotel. Saat ini kehadiran internet memungkinkan karyawan untuk menjual produknya melalui internet.
Pemasaran tidak lagi bersifat tradisional, namun kini bisa dilakukan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram hingga platform e-commerce.
Kehadiran internet juga meningkatkan daya tarik wisatawan di Sumba Timur. Jumlah pengunjung Sumba Timur pada tahun 2022 meningkat 88 persen menjadi 34.896 orang.
Jumlah hotel di wilayah ini meningkat dari hanya delapan pada tahun 2016 menjadi 18 pada tahun 2023.
Selain itu, akibat lainnya adalah semakin banyak masyarakat yang memasuki sistem perbankan karena transaksi online dapat dilakukan secara online.
Data PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menunjukkan jumlah pelanggan BRLink di wilayah 3T pun semakin bertambah. Di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, jumlah pelanggan BRLink meningkat 1000 persen menjadi 26.892 pada Juni 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai transaksinya pun meningkat 909 persen menjadi Rp 43,54 miliar.
(dan/dir)