Jakarta, CNN Indonesia —
Calon Presiden DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK), mengaku pernah menolak permintaan partai politik agar dirinya ikut serta dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
RK mengatakan, saat diberi kesempatan itu, dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Namun ia ditolak karena ibunya tidak direstui.
“Saya ingin dipilih partai sebagai Gubernur Jakarta, saya Wali Kota Bandung, saya diundang ke hotel Fairmont, ‘Kang Emil, Anda Wali Kota, penyidikannya bagus, segera nyatakan terhadap Pak Ahok, pengusutannya bagus, ketemu dan siap, partainya siap’,” kata RK di DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (16/10) malam.
Ia mengaku langsung terhubung dengan banyak orang setelah menerima tawaran tersebut. Banyak yang membantunya untuk maju, kecuali ibunya.
“99 bilang oke, kecuali mamaku yang bilang tidak, kamu belum menyelesaikan Wali Kota Bandung, aku tidak mau anak yang tidak selesai, tidak bisa diandalkan. Kamu janji lima tahun lagi selesainya,” kata RK.
RK mengaku tengah dirundung masalah saat itu, namun akhirnya memutuskan tak ikut serta dalam Pilkada DKI 2017.
“Ingat syariah, akhirnya saya ikuti dari pada jadi anak durhaka. Isya, saya telepon pihak dan bilang: Saya Ridwan Kamil, saya tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta, saya ingin memikirkan Bandung.” katanya.
Menurut dia, setelah ditolak, partai mencari Anies Baswedan dan mencalonkan diri di Pilkada Jakarta 2017.
Seminggu kemudian pihak memeriksa Pak Anies. Jadi tragedi Pak Anies Baswedan itu rangkaian peristiwa masa lalu, salah satunya ini, ujarnya.
RK menuturkan, pada Pilgub DKI Jakarta 2024, ia direstui ibunya untuk ikut serta.
“Nah, sekarang di Jakarta, ibu saya memberi saya Ridho, ‘Umurmu sudah mencapai 5 tahun, di Jawa Barat kamu sudah mencapai 5 tahun, sekarang kamu sudah bisa menjaga masyarakat Jakarta, karena restu ibuku sudah turun, teman-teman. Namanya Rido, Ridwan Suswono,” ucapnya (jog/ pta).