Jakarta, CNN Indonesia —
Thailand telah menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengakui pernikahan sesama jenis, dan diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi.
Negeri Gajah Putih itu juga menjadi negara ketiga di Asia yang melegalkan pernikahan sesama jenis, setelah Taiwan dan Nepal yang disetujui parlemen pada awal tahun ini.
Undang-undang kesetaraan pernikahan di Thailand hanya tinggal dua bulan lagi untuk menjadi undang-undang dan diperkirakan akan meningkatkan industri pariwisata hingga $2 miliar.
Undang-undang baru ini mengubah hukum perdata dan komersial Thailand. Dengan mengganti istilah yang spesifik gender seperti “laki-laki dan perempuan” dengan istilah yang lebih netral gender seperti “individu”.
Undang-undang tersebut akan langsung diratifikasi oleh Raja Vajiralongkorn pada September 2024, dan diharapkan mulai berlaku pada akhir Januari 2025.
Agoda, sebuah agen perjalanan yang berbasis di Phuket, yakin Thailand akan mengalami peningkatan pendapatan hampir US$2 miliar, atau sekitar Rp 31,8 triliun, setiap tahunnya dalam dua tahun setelah undang-undang tersebut disahkan.
Agoda memperkirakan tambahan 4 juta wisatawan asing akan mengunjungi Thailand setiap tahunnya. Menurut penelitian Agoda, masuknya wisatawan dapat menambah 152.000 lapangan kerja penuh waktu dan meningkatkan PDB Thailand sebesar 0,3%.
Pemandu perjalanan Darren Byrne, CEO dan pendiri biro perjalanan mewah LGBTQ+ Out Of Office, sependapat dengan tetangganya, dengan mengatakan Thailand adalah salah satu tujuan paling populer perusahaannya.
“Peminatnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kota ini selalu dianggap sebagai destinasi ramah oleh masyarakat dan penerapan kesetaraan pernikahan dapat meningkatkan minat (pengunjung),” ujarnya kepada Pendent.
Sementara itu, Thailand telah lama dikenal sebagai negara yang ramah dan inklusif terhadap LGBTQ+. Bangkok, ibu kota Thailand, memiliki komunitas LGBTQ+ yang besar.
Namun demikian, aspek tradisional mulai dari masyarakat hingga pemerintah menghambat pengesahan UU Kesetaraan. Pengesahan RUU ini akan memungkinkan pasangan sesama jenis untuk menikah dan menerima hak hukum, ekonomi dan kesehatan secara penuh.
Agoda juga mengatakan Thailand bisa menjadi pusat regional bagi pasangan LGBTQ+ dari negara tetangga yang ingin merayakan hari jadi mereka. (Puri/Wee)