Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Perindustrian (Kemenperina) telah mengajukan proposal kepada beberapa Agen Pemegang Merek Otomotif (APM) untuk mengembangkan teknologi hybrid pada kendaraan Low Cost Green Car (LCGC).
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, dan Alat Angkut (Ilmatap) Dodiet Prasetjo mengatakan, upaya terus dilakukan untuk menciptakan kendaraan ramah lingkungan.
“Kami berusaha memperbaiki apa yang sudah efisien menjadi lebih efisien. Tentu kami mendorong produsen LCGC untuk memasukkan teknologi hybrid di sana,” ujarnya di Jakarta, Kamis (11/11).
Saat ini peserta program LCGC baru ada tiga yaitu Daihatsu, Honda dan Toyota. Dua pabrikan lainnya, Datsun (Nissan) dan Suzuki memutuskan pensiun pada 2020 dan 2021.
LCGC atau Kendaraan Bermotor Hemat Bahan Bakar (KBH2) atau kini telah muncul model baru. Dodiet mengatakan ini merupakan insentif bagi produsen mobil untuk memasukkan teknologi hybrid ke dalam LCGC.
Ia menjelaskan, teknologi hybrid yang dibenamkan pada LCGC bisa saja berbeda. Bisa dalam bentuk hibrida murni atau hibrida ringan.
Menurut Dodiet, model LCGC yang dilengkapi komponen hybrid seperti motor listrik dan baterai hanya menambah biaya produksi kurang dari Rp 50 juta per unit.
Dodiet menilai jumlah tersebut masih tergolong murah sehingga tidak akan menjadi peningkatan yang besar jika hybrid ditempatkan di LCGC.
Artinya, jika dimasukkan dalam teknologi KBH2 tentu kenaikan harganya tidak besar, ujarnya.
Saat ditanya kapan LCGC hybrid akan diterapkan, dia berharap tahun depan.
“Peluangnya [tahun depan] ada karena ini adalah jenis perlindungan baru yang berarti pemerintah berharap dapat mengurangi emisi,” tutupnya. (mungkin/fea)