Surabaya, CNN Indonesia —
Ivan Sujanto, pelaku teror yang meminta EN, salah satu siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya membungkuk dan menggonggong, diduga memiliki hubungan dan kedekatan dengan polisi.
Hal tersebut terungkap dari pertanyaan yang beredar di berbagai media sosial. Mulai dari foto Ivan bersama polisi asal Surabaya, fotonya saat berada di salah satu ruangan di kantor polisi, hingga diduga sebagai bandar judi online (marcus).
Disinggung soal hal tersebut, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto enggan berkomentar. Ia meminta media fokus pada isu ancaman Ivan.
Jadi begini pak media, kita fokus menangani kasus ini, jadi jangan sampai dibiarkan begitu saja, kata Dirmanto di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (14/11).
Dirmanto tak mau berkata apa-apa. Ia juga meminta para jurnalis dan jurnalis untuk konsentrasi dan tidak membicarakan hal lain selain persoalan ini.
“Kami sedang fokus menangani kasus ini, bukan.” Sekali lagi, kami fokus menangani masalah ini. Makanya saya minta rekan-rekan kembali fokus, jangan kesana kemari, fokus saja penanganan masalah ini,” ujarnya.
Usai ditangkap di Bandara Internasional Huanda, Ivan kini diperiksa di Departemen PPA dan Jatanra Polrestabes Surabaya. Polisi berjanji akan merilis lebih banyak informasi malam ini.
“Nanti kalau ada hal lain terkait ini pasti akan kami update. Ini sudah Maghrib, nanti jam 20.00 atau 20.30 WIB akan kita update lagi setelah dilakukan pemeriksaan,” tutupnya.
Sebelumnya, Ivan sempat curiga dengan kasus ini. Mereka diduga mengancam salah satu siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, berinisial E.N.
Ivan tidak setuju karena E.N. diduga bercanda menyebut anak Ivan, EL, rambutnya seperti anjing pudel.
Pengusaha hiburan malam itu juga mengunjungi EN di sekolahnya. Dengan menendang dan menggonggong, dia memaksa anak tersebut untuk meminta maaf.
(frd/DAL)