Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras turun 0,76 ton atau 2,43 persen dari tahun lalu menjadi 30,34 juta ton pada tahun ini.
Plt. Direktur BPS Amalia Adinggar menjelaskan penurunan produksi seiring berkurangnya lahan panen sebesar 0,17 hektar dibandingkan tahun lalu menjadi 10,05 juta hektar pada tahun ini.
Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya luas panen pada bulan Januari hingga April dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat fenomena El Nino semester II/2023 yang menyebabkan tertundanya penanaman, ujarnya dalam konferensi pers. . Selasa (15/10).
Amalia menuturkan, pada periode pertama atau Januari hingga April, luas panen berkurang 0,64 juta hektar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan pada periode 2 Mei hingga Agustus dan musim kemarau 3 September hingga Desember, luas panen meningkat masing-masing sebesar 0,1 juta hektar dan 0,38 juta hektar.
Amalia mengatakan, produksi beras diperkirakan mencapai 30,34 juta ton, turun 0,76 juta ton dibandingkan tahun lalu. Dia mengatakan penurunan tersebut terutama terjadi pada Januari-April sebesar 1,91 juta ton.
Namun pada bulan Mei-Agustus dan September-Desember produksi beras diperkirakan meningkat masing-masing sebesar 0,16 juta ton dan 1 juta ton, ā€¯ujarnya.
Widya menjelaskan Pulau Jawa menjadi penyumbang utama produksi beras nasional dengan produksi 16,45 juta ton. Disusul Sumatera 6,67 juta ton, Sulawesi 3,98 juta ton, Bali dan Nusa Tenggara 1,61 juta ton, Kalimantan 1,43 juta ton, serta Maluku dan Papua 0,21 juta ton.
(Fby/Agustus)