Jakarta, CNN Indonesia —
Terpilihnya Ridwan Komil-Suswono (RIDO) telah disusul oleh Pramono Anung-Rano Karno pada delapan hari terakhir jelang Pilgub Jakarta pada 27 November 2024, berdasarkan sejumlah jajak pendapat.
Hasil berbagai jajak pendapat menunjukkan elektabilitas RK semakin menurun. Pertama, jajak pendapat SMRC yang mencatat pilihan Pramono-Rano sebesar 46 persen. Saat ini RIDO sebesar 39,1 persen.
Kemudian, jajak pendapat Litbang Kompas pada 20-25 Oktober 2024 menunjukkan Pramono-Rano memimpin dengan elektabilitas 38,3 persen. Sementara itu, RIDO menguat 34,6 persen.
RK mulai mengubah langkahnya mencari cara lain. Ia aktif tidak hanya dalam kampanye pemilu dan kunjungan, tetapi juga dalam pertemuan dengan orang-orang yang “berwenang”. Mulai dari Presiden RI Prabowo Subianto hingga Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Bahkan, RK sudah dua kali bertemu dengan Jokowi, yakni di Solo dan Jakarta.
Ia pun kerap melontarkan pernyataan ke publik untuk mendukung kedua tokoh politik tersebut.
Jokowi bahkan terang-terangan mendukung RK di Jakarta, Senin (18/11) sore. Alasannya adalah pengalamannya sebagai Wali Kota dan Gubernur RK.
Lantas apa manuver terakhir RK beberapa detik jelang pencoblosan Pilkada 2024?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memuji mobilisasi dan optimalisasi pengaruh RK Prabowo dan Jokowi ke depan.
Dia mengatakan hal ini bertujuan untuk mendapatkan kredibilitas dan meyakinkan pemilih bahwa dia mewakili kelompok penguasa.
Menurut Ded, RK kerap mengulang sejarah penerimaan bantuan dari Prabowo dan Jokowi serta pentingnya sinergi dengan pemerintah pusat di masa trauma.
Mobilitasnya akan seperti itu karena ide dan ide pembangunan Jakarta selama ini sudah terlaksana dan terbukti tidak bisa meninggalkan Pramono saat ini, kata Dedi kepada fun-eastern.com, Selasa (19/11).
Dedi mengatakan, capaian tersebut akan semakin kuat jika Prabowo dan Jokowi juga berkampanye langsung untuk RK.
Ia mengatakan, meski sudah pensiun dari kursi kepresidenan, Jokowi masih memiliki mesin politik dan saat ini sebagian besar berupa jaringan relawan.
“Bisa dilakukan melalui Projo bagi relawan lainnya, jadi tidak bisa dipungkiri masih berdampak,” ujarnya.
Dedi pun yakin kelompok loyalis Jokowi ini bisa bersaing dengan loyalis Anie dan Ahok yang condong ke Pramono-Rano Karno saat ini.
Namun, kata dia, karakteristik pendukung Ahok dan Anie berbeda dengan basis dukungan Jokowi.
“Ahok dan Anies memiliki pemilih organik, atau pemilih yang tidak mudah terkondisi karena berkomitmen pada nomor langsung,” ujarnya.
“Kerentanan pemilih seperti ini dapat dengan mudah diatasi jika lebih menguntungkan memilih lawan, bukan sukarelawan atau kelompok pemilih yang terorganisir,” tambahnya.
Dengan demikian, Dedi yakin RK masih berpeluang memenangkan Pilkada Jakarta 2024.
“Didukung oleh Prabowo, Prabowo secara politik lebih kuat karena tidak hanya memiliki basis suara di tingkat pemilih langsung, tetapi juga memiliki pengaruh di kalangan birokrat,” ujarnya.
Namun pasca lengsernya Dedi Jokowi, RK-Suswono mendapat sinyal panik atau Prabowo “menyetujui”.
Menurut dia, pemotongan dua tokoh politik setingkat itu terkesan berlebihan.
Jatuhnya sosok sekaliber Joki, bahkan Prabowo terkesan ekstrim, mereka bisa merasakan tekanan lawan yang sangat kuat dan kalah, kata Dedi.
Secara terpisah, Asrinaldi, pengamat politik Universitas Andala, menilai RIDO mengulangi narasi yang didukung oleh Prabowo dan Jokowi.
Narasi tersebut, kata dia, bisa berdampak pada peningkatan perolehan suara RIDO di minggu terakhir kampanye.
“Jika hal ini bisa dilakukan maka akan berdampak kuat pada perubahan perolehan suara RK, terutama dalam seminggu terakhir,” kata Asrinaldi.
Asrinaldi mengatakan RIDO akan menyasar swing voter — undecided voter — yang masih menempati posisi tinggi dalam berbagai jajak pendapat.
Selain itu, ia mengatakan RIDO akan menyasar kelompok pemilih milenial dan generasi Z.
“Tentunya dengan pendekatan khusus”, ujarnya.
Ia pun mengomentari kuatnya dukungan Jokowi terhadap RK. Menurutnya, hal itu pasti akan berpengaruh.
Namun, dia meyakini kenaikannya tidak akan signifikan.
“Dan relawan [Jokowi] siap membantu ya. Meski tidak sepenting saat menjabat presiden beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Putra Abahu kecewa
Asrinaldi juga mengatakan, menurunnya elektabilitas RIDO belakangan ini tidak lepas dari kiprah mereka di Pilkada Jakarta. Ia juga mencatat anjloknya elektabilitas RIDO di masa lalu dengan kasus Anie.
Beberapa parpol di KIM Plus yang saat ini mengusung RIDO mendukung Anies di Pilgub Jakarta 2024.
Saya kira proses ini akan berdampak pada kontroversi pernyataan Suswono tentang Nabi Muhammad SAW, ujarnya.
Alhasil, Asrinaldi menilai Anies dan pendukungnya yang frustrasi dengan proses tersebut justru mengambil sikap menentang RIDO.
“Untuk mempertegas sikapnya, dia [Anies] bersama pendukungnya yang melarikan diri dari RK dan Suswono,” ujarnya.
Jokowi turun dari gunung
Jokowi pada Senin (18/11) sore mengatakan dirinya mendukung RK di Pilka Jakarta. Ia menyatakan, RK mempunyai pengalaman sehingga ia yakin bisa menyelesaikan berbagai permasalahan di Jakarta.
“Jadi Pilkada kali ini apa yang harus kita lakukan untuk meyakinkan kita menyelesaikan masalah ini? Jawaban saya adalah rekor. Kenapa saya Ridvan Komil? Karena saya juga punya pengalaman. Saya ulangi, kenapa saya Ridvan Komili, karena rekornya terus berlanjut,” ucapnya kepada Jokowi saat bertemu dengan Ridwan Komil dan relawan di sebuah kafe di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Jokowi kemudian mempromosikan rekor RK. Dia adalah RK. menyebutkan bahwa dia adalah walikota dan gubernur. Dengan demikian, mereka sudah mempunyai pengalaman yang baik dalam mengelola kota dan daerah.
“Tidak mudah untuk mengenal kota ini. Dia punya pengalaman itu. Dia punya pengalaman sebagai gubernur dalam pengelolaan provinsi yang lebih luas,” ujarnya.
Jokowi lantas menyebut RK punya ilmu dalam mengelola kota. RK, lanjutnya, merupakan lulusan ITB bidang teknik arsitektur dan menyandang gelar master desain perkotaan dari Berkeley.
Jadi saya punya pengalaman, saya punya ilmu. Mau pilih yang mana? Ya atau tidak? Itu semua untuk saya. Itu saja, kata Jokowi. (mnf/tidak)