Jakarta, CNN Indonesia —
Program ‘Wakil Presiden Massa Buruh’ ini terintegrasi dengan Sistem Nasional Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik (SP4N) – Layanan Aspirasi dan Pengaduan Rakyat Online (LAPOR!), ujar Pritha Lara, Kepala Spesialis Kantor Komunikasi Kepresidenan.
Untuk itu, kata Pritha, laporan Mass Vabres yang digagas Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raqqa tidak berdiri sendiri melainkan tumpang tindih dengan saluran pengaduan lainnya.
“Proyek ini bukan merupakan proyek tersendiri yang berdiri sendiri dari Sistem Nasional Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Online Pelayanan Keinginan dan Pengaduan Masyarakat yang disingkat SP4N-LAPOR! ungkapnya, Kamis (14/11).
Laporan SP4N! Layanan mediasi pengaduan masyarakat Indonesia yang dikelola oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB) sebagai pengawas pelayanan publik. Laporan SP4N! Membuka beberapa saluran pengaduan di www.lapor.go.id, SMS 1708, Twitter @lapor1708 dan aplikasi mobile (Android dan IOS).
Laporan SP4N! Terhubung ke seluruh kementerian/lembaga dan 453 pemerintah daerah di Indonesia. Pritha mengatakan, masyarakat di daerah masih bisa melaporkan berbagai pengaduan melalui LAPOR! yang programnya terus berjalan.
“Jadi bukan sekedar saluran pemberitaan, tapi meningkatkan penerimaan pemberitaan masyarakat. Nanti akan terintegrasi langsung dengan program LAPOR! yang sudah ada,” ujarnya.
Pritha mengatakan, total ada 296 laporan yang masuk dalam Program Laporan Wakil Presiden Massal sejak Senin (11/11) hingga Kamis (14/11).
Ia memaparkan laporan yang diterima mulai dari laporan sosial pendidikan dan kesehatan hingga konflik pertanahan.
Pritha menegaskan, pernyataan rencana Wakil Presiden Massal tersebut sudah diketahui Presiden Prabowo dan disetujui seluruh Kementerian/Lembaga.
“Ini bukan proyek pribadi Wakil Presiden Massal, ini proyek pemerintah, artinya presiden mengetahuinya, menyetujui dan semua kementerian, lembaga di bawah pemerintah bergerak. Jadi kita perlu memahaminya terlebih dahulu ya. , harus lewat dulu,” ujarnya. (rzr/tsa)