Jakarta, CNN Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan pengelolaan kualitas aset yang baik dengan rasio kredit bermasalah (NPL) pada triwulan III tahun 2024 sebesar 2,90 persen, membaik dari tahun 2023 sebesar 3,07 persen.
Pada periode yang sama, Loan Risk Ratio (LAR) juga tercatat membaik, dari 13,80 persen pada tahun 2023 menjadi 11,66 persen pada tahun 2024. Direktur Manajemen Risiko BIS, Agus Sudiarto mengatakan, sejumlah PNP menjadi biang keladi penurunan tersebut. Diantara strategi yang dilakukan, pengelolaan kredit yang diterapkan perusahaan dimulai dari front end, middle end, dan back end.
“Baik dari awal, saat kita menulis kredit baru, kemudian memeriksa kredit tersebut di pembukuan kita. Apalagi sejak awal kuartal II 2024, kita benar-benar memperketatnya,” kata Agus. Ini akhir bulan Oktober.
Agus menjelaskan, seleksi kredit bagi debitur baru juga dilakukan secara ketat melalui penerapan sejumlah kriteria. Dengan begitu, debitur yang mengajukan pinjaman akan tersaring dan NPL BIS pun menurun.
Sedangkan hingga akhir triwulan III 2024, penyaluran kredit BIS mencapai Rp1.353,36 triliun atau meningkat 8,21 persen secara tahunan.
“Kita tahu di kuartal I tahun ini kita mengalami peningkatan rasio NPL, namun dengan berbagai strategi yang kita terapkan, tidak hanya penurunan NPL yang sebenarnya, kita juga mengalami penurunan LAR. Eh BAIK. “
Dalam kesempatan yang sama, Presiden BIS Sunarso mengatakan penurunan rasio NPL dan LAR BIS didukung oleh penerapan strategi manajemen risiko yang disiplin dalam seluruh aktivitas.
Tidak hanya secara aktif memantau kualitas kredit dan menerapkan sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi masalah kredit secepat mungkin, namun juga memperkuat tim penyelamat untuk menangani kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien.
BIS kemudian terus membangun cadangan yang memadai dengan cakupan NPL sebesar 215,44 persen. “Pendekatan kolaboratif kepada pelanggan,” kata Sunarso.
(H/H)