Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah keluarga di Gaza, Palestina, duduk menangis pada Sabtu (9/11) setelah anak-anak mereka terbunuh dalam serangan Israel, saat mereka bersiap untuk bermain sepak bola.
Di tengah serangan besar-besaran Israel di Gaza, otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa 44 orang telah dibunuh oleh Israel dalam 24 jam terakhir.
Serangan terhadap anak-anak yang ingin bermain sepak bola terjadi di Mawasi, sebuah wilayah di selatan pantai, tempat ratusan ribu orang mencari perlindungan setelah tentara Israel menyuruh mereka meninggalkan wilayah lain yang terkena bom.
“Roket menghantam mereka. Tidak ada buronan atau sasaran di sana dan tidak ada orang lain di jalan. Hanya anak-anak yang terbunuh kemarin,” kata Mohammed Zanoun, kerabat anak-anak yang tewas tersebut, seperti dilansir Reuters, Minggu. 10/11).
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 43.500 orang, dan 10.000 lainnya diyakini tewas dan hilang di bawah reruntuhan.
Israel melancarkan serangannya sebagai tanggapan atas serangan pada 7 Oktober 2023, ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerbu pertahanan perbatasan dan menyerbu komunitas Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut jumlah Israel.
Perundingan tersebut, yang gagal mencapai kesepakatan mengenai penghentian permusuhan dan pembebasan sandera yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, hanya membawa sedikit kemajuan.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa hampir 70 persen kematian yang dikonfirmasi di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Israel sendiri menolak keras laporan tersebut, yang menurut mereka tidak mencerminkan kebenaran sebenarnya.
Di sisi lain, dalam serangan udara yang dilancarkan Israel terhadap sekolah-sekolah yang menampung keluarga pengungsi di Kota Gaza, enam orang termasuk dua jurnalis tewas, sementara serangan lainnya menewaskan dua orang di tenda di dalam rumah sakit Al-Aqsa di Deir Al-Blah. Jalur Gaza tengah.
Kantor media pemerintah Gaza yang dipimpin Hamas mengatakan kematian Mohammad dan Zahara Abu Skhaila menambah jumlah jurnalis yang tewas akibat tembakan Israel menjadi 188 sejak 7 Oktober 2023.
Tentara Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Sabtu tentang serangan terhadap daerah di mana para pengungsi berlindung.
Pejuang Hamas dikatakan bersembunyi dari warga sipil dan takut terlihat. Hamas membantah menyembunyikan warga sipil. (suami/suami)