Denpasar, CNN Indonesia —
Calon Gubernur Bali dukungan PDIP pada Pilkada Serentak 2024, I Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), mengaku tak akan banyak berkampanye pada sepekan menjelang hari pemungutan suara.
Koster pun mengaku sejauh ini belum ada agenda Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri datang ke Bali untuk mengkampanyekan Upah Minimum Negara.
Debat Pilgub Bali yang ketiga atau terakhir menampilkan dua pasangan calon, yakni pasangan calon nomor urut 1 Mulia-PAS dan pasangan calon Koster-Giri. Debat yang digelar KPU ini membahas permasalahan ketenagakerjaan, salah satunya adalah Upah Minimum Negara (UMP) Bali. ).
Dalam sesi tanya jawab, Kagub De Gadjah menanyakan lawan bicaranya soal kebangkitan UMP di Bali yang sangat sedikit pada masa Koster menjabat Gubernur Bali.
Mengapa pertumbuhan UMP pasangan calon nomor dua akhir-akhir ini sangat kecil dibandingkan negara bagian UMP lain seperti Jakarta, tanya De Gadja dalam debat tersebut.
Menurut De Gadja, tingkat kebutuhan tenaga kerja di Bali semakin meningkat. Ia pun mempertanyakan apa alasan kebijakan gubernur saat ini yang kurang memperhatikan kenaikan UMP di kalangan buruh. Ia kemudian mengejek seruan Koster saat menjabat Gubernur Bali agar masyarakat di sana melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) dengan empat orang anak namun berpenghasilan rendah.
Bagaimana masyarakat Bali bisa menghidupi kehidupan empat anaknya sesuai nasehat pasangan calon UMP 2 kalian (yang mana), kata De Gadjah.
Koster kemudian menyikapinya dengan menegaskan bahwa keputusan UMP tidak bisa diambil sembarangan, dan berdasarkan peraturan serta Pendapat Awal Daerah (PAD) ditentukan suatu tindakan yang sudah ada kepentingannya.
Jadi yang diterapkan Pemprov Bali sebesar 2,8 juta UMP per bulan (net) itu maksimal, kita tidak bisa membandingkan Jakarta karena Jakarta 10 kali lipat (PAD) dari Pemprov Bali, sudah 2,8: sangat tinggi ,” jawab calon yang disponsori PDIP itu.
Oleh karena itu, Koster-Giri kemudian mengaku akan berupaya meningkatkan UMP dengan meningkatkan sumber pendapatan utama daerah. Selama pendapatan daerah tidak meningkat, kata dia, UMP Bali tidak akan meningkat signifikan.
“Selain itu, kita juga melihat dari tingkat inflasi dan faktor ekonomi lainnya. Jadi persoalan UMP sebenarnya tidak terlalu menjadi persoalan. Itu menjadi patokan tertinggi,” ujarnya.
Keputusan UMP di Bali tidak bisa diambil secara sepihak, harus ada kesepakatan dengan dunia usaha dan dunia industri, tambah Koster.
(kdf/anak)