Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Abdul Kadir Carding menjelaskan alasan para pekerja migran (TKI) tetap miskin meski bekerja di luar negeri.
Menurutnya, hal ini mungkin terjadi karena sebagian besar uang yang diperolehnya dari pekerjaannya dikirim ke keluarganya di Indonesia dan kemudian digunakan oleh keluarganya secara seenaknya.
Hal itu disampaikannya usai menggelar pertemuan tingkat menteri dengan Menteri Penghubung Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, Selasa (5/11).
Benar, PMI yang bekerja di luar negeri biasanya mengirimkan uangnya kepada keluarga dan keluarganya, saya mohon maaf dengan segala hormat, kadang mereka nakal sehingga ketika pulang, mereka masih miskin, masih miskin, kata Carding .
Oleh karena itu, kata Carding, kementerian yang dipimpinnya ingin mencari format ideal bagi pekerja migran untuk menggunakan pendapatannya saat kembali ke Indonesia. Baik untuk tabungan, kepemilikan rumah atau modal kerja.
Di sisi lain, ia menyatakan akan memberikan dukungan usaha dan bantuan pelatihan untuk mendirikan usaha sendiri.
“Kalau kita bisa mengemasnya dengan baik, alangkah baiknya agar masalah pasca konservasi dapat teratasi dan pertukaran di masa depan dapat teratasi,” ujarnya.
Di sisi lain, Carding menyebut devisa negara yang diperoleh dari pekerja migran Indonesia mencapai Rp 227 triliun setiap tahunnya. Jumlah ini menempati urutan kedua setelah penerimaan migas.
Jika bisa mengelola dan menerapkan manajemen pekerja migran dengan baik dari atas hingga bawah, maka pangsa pasarnya akan sangat besar.
“Suatu saat kita yakin bisa meninggalkan mata uang migas. Namun syarat yang disampaikan Menko beberapa waktu lalu adalah Kementerian Luar Negeri, semua Kementerian/Lembaga ini harus melakukan pekerja migran. diplomasi. Target diplomasi kita ke depan,” tuturnya.
(rzr/agt)