Jakarta, CNN Indonesia –
Rusia telah berjanji untuk membalas negara-negara Barat yang memasok rudal dan senjata lainnya ke Ukraina.
Kepala badan intelijen luar negeri Rusia, Sergei Naryskin, mengatakan bahwa Amerika Serikat dan anggota NATO lainnya tidak akan tinggal diam terhadap keputusan membantu Ukraina menyerang Rusia.
Naryshkin mengatakan kepada Pertahanan Nasional pada Rabu (20/11) bahwa “usaha negara-negara NATO yang berpartisipasi dalam memberikan kemungkinan serangan jarak jauh dengan senjata Barat di wilayah Rusia tidak akan dihukum.”
Naryskin mengatakan NATO perlu mengetahui seberapa serius Rusia mengenai hal ini. Ia juga memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak berperang dengan Ukraina.
“[Barat harus memahami] untuk menghindari konflik militer langsung dengan negara kita, yang dapat berakibat fatal bagi mereka,” ujarnya seperti dikutip Reuters.
Pada Selasa (19/11), militer Ukraina melancarkan serangan pertamanya ke tanah Rusia dengan menggunakan rudal jarak jauh. Ukraina menggunakan rudal jarak jauh ATACMS buatan AS dalam serangan itu.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Ukraina telah meluncurkan 6 rudal ATACMS yang menargetkan fasilitas militer di wilayah Bryansk. Namun tidak ada korban jiwa maupun kerusakan akibat serangan tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengutuk keras serangan tersebut. Lavrov mengatakan serangan itu menandai babak baru dalam meningkatnya perang antara Rusia dan Barat.
Presiden AS Joe Biden telah memberi wewenang kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh Washington untuk menyerang wilayah Rusia. Biden pada Minggu (17/11) memberi lampu hijau pada kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia dan serangan besar Kremlin di Ukraina timur.
Tidak hanya Amerika Serikat, Inggris juga mengizinkan Ukraina menggunakan rudal Storm Shadow dalam perangnya dengan Rusia. Pada Rabu (20/11), Ukraina untuk pertama kalinya meluncurkan rudal buatan London ke arah Rusia.
Amerika Serikat dan Inggris di masa lalu tidak mengizinkan Ukraina menggunakan senjata untuk menyerang wilayah Rusia. Sebab Rusia selalu memperingatkan bahwa penggunaan senjata jarak jauh di wilayahnya akan menandakan perang terbuka antara Rusia dan Barat.
Sehari setelah pernyataan Lavrov, empat sekutu NATO, termasuk Amerika Serikat, Yunani, Spanyol dan Italia, juga menutup kedutaan mereka di Ukraina. Mereka mengakui bahwa mereka telah menerima ancaman serangan udara besar pada 20 November. (isa/bac)